Bab 12: Penolakan

8 2 0
                                    

Dokter Harris dan Rivaldy lari berhamburan mendekati Nicky. Mereka bertiga berpelukan dan menangis hebat. Pak Salvator mencengkeram lengan Dennis yang hendak melangkah mendekat.

"Biarkan mereka Dennis," ujar Pak Salvator lagi. Ilmuan ini agaknya telah menangkap emosi yang tidak stabil di aura Dokter Harris.

Nicky menoleh ke arah Dennis dan tangannya tertahan oleh ayahnya saat anak itu tiba-tiba seperti hendak mendekati Dennis. Dennis melambaikan tangannya. Meski hatinya getir karena dia tidak menjadi bagian dari kebahagiaan pertemuan mereka, dia meneteskan air matanya, menangis gembira untuk keselamatan Nicky.

Sementara itu, peti kedua terbuka. Ketika pita-pita telah tersibak, tampak seorang wanita berambut panjang awut-awutan dengan wajah begitu kusut. Para petugas kembali menghalangi Dokter Harris yang hendak berjalan mendekat.

"Sabar, Pak Harris," kata Pak Norman Ranford tegas. "Kita belum tahu apakah itu Bu Cynthia atau penyusup."

Rivaldy menangis hebat ketika konfirmasi menunjukkan bahwa sosok yang berada di dalam peti itu memang benar-benar Bu Cynthia. Para petugas menuntun wanita malang yang berjalan sempoyongan dan seperti orang linglung ke dalam peti kaca, membersihkan virus polusi Locusta Originia yang mungkin melekat di tubuhnya.

"Beres, Pak," lapor Petugas setelah selesai.

Bu Cynthia berjalan lemas dituntun para petugas menuju ke arah Dokter Haris. Ketiga keluarga itu serta-merta menyerbu dan saling berpelukan dan meledak dalam tangis. Dennis memperhatikan kejadian itu dengan perasaan campur aduk. Dia sangat gembira melihat Bu Cynthia dan Nicky akhirnya selamat dan bisa kembali bergabung dengan keluarga Dokter Harris.

"Selamat Dennis!" kata Pak Salvator, sambil memegang pundak Dennis dari belakang.

"Terima kasih, Pak," kata Dennis parau sambil menoleh.

Psikologis yang berkecamuk di benak Dennis benar-benar sangat aneh sekarang. Dia ingin sekali menyapa Bu Cynthia dan Nicky, memeluk mereka. Namun perkataan Pak Salvator tadi telah memperingatkannya untuk jangan mendekat ke arah keluarga itu. Sementara, Bu Cynthia tampaknya sama sekali tak menyadari keberadaan Dennis di sekitar tempat itu.

"Dennis," kata Pak Salvator, "setelah ini, kita akan ...."

Perkataan Pak Salvator terpotong. Dennis sudah berjalan mendekat ke arah keluarga Dokter Harris yang sedang tangis-tangisan.

"Bu Cynthia ...," seru Dennis tertahan.

Bu Cynthia menoleh dan sangat terkejut.

"Astaga, Dennis!" teriak Bu Cynthia. Ekspresinya kaget luar biasa. "Oh, Tuhan, sini, Nak! Ibu tidak tahu kau ada di sini!"

Tapi Dennis berdiri dan tak bergerak. Kakinya seperti di-lem di tanah. Ada sesuatu yang membuatnya takut.

Ketika Bu Cynthia hendak berjalan, dia merasakan tubuhnya tertahan. Lengannya dicengkram dengan keras oleh Dokter Harris sehingga wanita itu tampak tersentak.

"Cynthia, tunggu di sini," gumam Dokter Harris. Ekspresi wajahnya terlihat sangat aneh di mata Dennis.

Tanpa menunggu jawaban Bu Cynthia, Dokter Harris sudah berjalan dan sekarang berdiri di hadapan Dennis. Dennis merasa sangat gembira sebab dia mengira Dokter Harris akan memeluknya, mengajaknya bergabung dan merasakan kebahagiaan yang sedang mereka alami saat ini. Namun Dokter Harris hanya berdiri seperti patung, behenti di sana. Dia tidak memeluk Dennis. Dalam detik-detik yang berlalu, Dennis merasa bahwa kejadian itu seperti diperlambat sampai ribuan tahun lamanya.

"Maaf, Dennis," suara Dokter Harris terdengar sangat asing. Pancaran matanya juga terlihat sangat aneh. "Bapak harus mengatakan hal ini kepadamu. Mungkin hal ini terdengar menyakitkan. Tapi apa yang akan Bapak katakan akan baik bagi kita semua." Dia diam sebentar. "Mulai saat ini, Bapak tidak ingin lagi melihatmu berada di dekat keluarga Bapak. Kau jangan lagi menghubungi kami. Kau harus menyadari bahwa kau memang bukan bagian dari keluarga Bapak."

PURA-PURA MATIWhere stories live. Discover now