Bab 4: Jam Rantai

17 2 0
                                    

Dennis melangkahkan kaki seperti sedang berada dalam mimpi

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Dennis melangkahkan kaki seperti sedang berada dalam mimpi. Berkali-kali dia melompat dan berseru Yes! dengan gembira. Kengerian misi ke Island of Missing Time terhapus di benaknya saat disadarinya bahwa sekarang dia bisa turut serta dalam sebuah petualangan yang seru bersama ketiga sahabatnya.

Dennis berjalan ke arah sebuah kafe di mana ketiga sahabatnya telah menunggu. Tempat duduk kafe itu terletak di dekat pinggir pembatas kapal. Serena, Megan dan Denziel menoleh ketika mereka melihat Dennis melangkah mendekat. Ketiganya langsung lemas ketika melihat Dennis berdiri di tepi pembatas kapal dengan wajah suram sambil melihat ke bawah seperti orang yang sedang terjebak dalam lamunan.

"Gawat!" bisik Denziel. "Kabar buruk kayaknya. Lihat, wajah Dennis suram begitu."

"Apa kita harus bertanya?" tanya Megan khawatir. "Ekspresi wajahnya tampak kacau. Jangan-jangan Pak Salvator tidak mengijinkannya ikut misi kita."

"Biar aku yang tanya," ujar Serena dan kemudian berpaling kepada Dennis. "Maaf Dennis, apa kau mau menceritakan kepada kami keputusan Pak Salvator?"

"A-aku..." ujar Dennis ber-akting galau sambil menoleh. Dia berusaha keras untuk tidak tersembur. "Aku ditolak... maksudku, Pak Salvator dan para ilmuan kapal tidak menginjinkan..."

Plak! Denziel memukul meja dengan geram. Ketiganya langsung lemas dan terhenyak di kursi.

"Demi Tuhan! Aku mengundurkan diri!" teriak Denziel. "Mau kapal ini meledak atau tidak, terserah!"

Selanjutnya, Dennis menatap ketiga sahabatnya dengan geli. Mereka menggerutu panjang pendek. Gawat, pikir Dennis, lucu sekali mereka bertiga kalau lagi marah-marah begini. Serena tampak berdiri, menghentakkan kaki ke lantai dengan geram.

"Bu Dawson itu gimana sih?" desis Serena geram. "Apa dia tidak bisa membantu meyakinkan Pak Salvator?"

"Bisa gila kami kalau harus satu tim dengan Logan tanpa ada kau, Dennis!" keluh Megan. "Pak Bradford Sanders mestinya lebih teliti dalam menyeleksi murid!"

Lama kelamaan Dennis semakin geli melihat tingkah ketiga sahabatnya itu. Dia mendengus dan menutup mulutnya dengan tangan untuk menahan semburan tawanya.

"Eh, Dennis!" seru Megan. "Lho, kok kau malah senyum-senyum begitu?"

Ketiganya langsung menatap Dennis dengan curiga, apalagi Dennis tiba-tiba tersembur dan tergelak sambil menahan perutnya.

"Aduu... aduu lucu sekali kalian bertiga!"

"Dennis!" jerit Megan. "Kau bohong, ya?"

"I-iya..." Dennis tergelak. "Maaf, aku spontan ngerjain kalian bertiga tadi."

Denziel terlonjak dan berseru, "Jadi, kau diterima?"

Dennis menganggukkan kepala. Namun saat itu, Megan dan Serena sudah bergerak dengan 'geram' ke arah Dennis.

PURA-PURA MATIOù les histoires vivent. Découvrez maintenant