Bab 17: Kabar Buruk

285 38 48
                                    

­­­­"Cynthia, demi Tuhan, kabar buruk!" Dokter Harris mengirim pesan lewat ponsel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

­­­­"Cynthia, demi Tuhan, kabar buruk!" Dokter Harris mengirim pesan lewat ponsel. "Temui aku di kafe Moonrise jam 12.00 siang ini. Penting!"

Dengan pikiran penuh tanda tanya, Bu Cynthia segera bergegas dan menemui Dokter Harris yang sudah duduk menantinya sambil minum kopi. Dia memesan secangkir lagi saat istrinya tiba.

"Polisi yang kuhubungi itu, Pak Ferry," Dokter Harris berkata dengan nada tak karuan, meneguk kopi tanpa sempat menikmati rasanya. "Kita telah melakukan sebuah kesalahan besar dengan menampung Dennis di rumah!"

Bu Cynthia tentu saja tersentak mendengar perkataan suaminya itu.

"A-apa maksudmu, Harris?" suara Bu Cynthia terdengar sedikit histeris.

Dokter Harris terlihat sangat kebingungan hingga tak tahu bagaimana memulai pembicaraan. Dia yakin hal yang diutarakannya akan sangat mengguncang Bu Cynthia.

"Dennis," gumam Dokter Harris, terdiam sebentar. "Dennis Reeves ... dia ... dia adalah anak pasangan Peter Reeves dan Jessica!"

"Ya, aku tau, a-apa ... siapa mereka?" Bu Cynthia mengernyitkan kening. "Peter Reeves kan memang ayahnya Dennis, bukankah mereka ...."

"Peter Reeves memang nama asli ayah Dennis, dan dia juga memiliki nama lain dalam dunia kepolisian ... Willam Morgan nama lain dari Peter Reeves dan Jessica, Ibu Dennis adalah Cindy Morgan!"

Bu Cynthia menutup wajahnya dengan tangan. Dia teringat pada sesuatu yang sangat mengerikan. Tentu saja dia tahu siapa William dan Cindy Morgan!

"Kau tahu, Cynthia," wajah Harris benar-benar terlihat runyam saat ini, "mereka adalah dua teroris yang terlibat peledakan bom di beberapa tempat di Asia beberapa tahun yang lalu dan merekalah yang menyebabkan kematian Helen."

Bu Cynthia terhenyak di kursinya. Dia nyaris pingsan. Wajahnya pucat pasi. Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan perasaan tak percaya. Semua orang tahu bahwa William dan Cindy Morgan adalah kedua penjahat yang diburu-buru pihak kepolisian internasional selama ini.

Keduanya disinyalir terlibat dalam kelompok peledakan bom dan terorisme internasional beberapa tahun silam. Keberadaan mereka tak dapat dipastikan lagi sekarang. Buronan polisi internasional yang sangat berbahaya. Dia benar-benar tak menyangka bahwa mereka adalah nama lain dari Peter Reeves dan Jessica, orang tua Dennis.

Helen, oh Tuhan, mengingat namanya yang sekarang disebut Harris membuat matanya berkaca-kaca. Mahasiswi kedokteran, adik suaminya yang pintar dan cantik serta memiliki masa depan yang sangat cerah, yang tentu saja dikenalnya dengan baik, dekat dengannya dan tewas menggenaskan dalam insiden peledekan bom di Jakarta beberapa tahun silam. Dennis adalah anak mereka? Oh Tuhan, Anak penjahat internasional tersebut? Dan anak itu tinggal di rumah mereka selama ini! Kenangan tentang Helen makin memperkeruh suasana pembicaraan mereka.

"Barangkali ... apa mungkin ada kesalahan informasi, Harris?" tanya Bu Cynthia bergetar, berharap mendengar sesuatu yang lebih baik dari Dokter Harris.

"Tidak, Cynthia. Semua informasi ini kudapatkan dari temanku yang bekerja sebagai polisi di sini."

PURA-PURA MATIWhere stories live. Discover now