Bab 14: Diburu

22 4 1
                                    

Ziiip

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ziiip...ziiiip, ikan hiu itu terkena tembakan dan kembali terhempas ke atas jalan dan menggelepar-gelepar. Namun celaka, kemampuan binatang itu untuk tetap bertahan benar-benar luar biasa, sebab sekarang, dengan sebagian tubuh yang hangus terbakar, binatang itu tampak seperti monster yang menakutkan dan kembali melesat mengejar Dennis.

Dennis kembali mengarahkan senjatanya, zipp...zippp, namun ikan hiu itu sekarang dapat membaca aksi Dennis, mengelak dan bergerak semakin cepat! Brak! Taring ikan hiu itu berhasil menggigit laras senapan, merenggutnya dari tangan Dennis dan menghempaskannya hingga terlepas dan terbanting ke atas jalan. Akibat kejadian itu, ikan hiu itu tertinggal jaraknya dari Dennis dan anak itu menggunakan kesempatan itu untuk mempercepat laju kendaraanya.

Seakan tak pernah menyerah, binatang itu kembali melesat mengejar Dennis. Dalam kondisi seperti ini, memang, yang diburu sering bergerak lebih lambat dari si pemburu, dan itu terbukti. Ikan hiu itu sudah kembali berada di dekat Dennis!

Plak! Dennis mengangkat tubuh, pada saat bersamaan, mencengkeram setang sepeda motor dengan erat, lalu menghentakkan kakinya, menendang ke arah belakang dengan sekuat tenaga! Plak, plak! kepala ikan hiu itu terhempas oleh sepatu lars militer Dennis dengan keras. Ikan hiu itu tampak terhuyung-huyung sehingga dia tampak tertinggal di belakang. Namun, detik berikutnya, ikan hiu itu telah kembali mengejar Dennis!

Sementara itu, Albert Reinwald yang menyaksikan adegan itu di jalan imajinasi milik Dennis, bergetar hebat. Anak itu memiliki ide yang tiba-tiba melintas di pikirannya. "Kutembak ikan hiu itu saat Dennis tiba jurang ini!" geramnya.

Namun, sebuah keraguan menerpanya. Apa mungkin senjata laser-nya dapat merobohkan ikan hiu itu, sebab binatang itu berada di jalan imajinasi yang telah dipilih oleh Dennis, bukan miliknya. Menyadari hal itu, Albert mengarahkan lasernya ke arah sebuah pohon di jalan imajinasi Dennis dan menembak. Ziiip!

"Celaka!" desis Albert. Sinar laser itu tak berlaku di jalan imajinasi Dennis. Pohon itu tak bergerak sedikitpun, apa lagi terbakar hangus. "Aku harus masuk ke jalan imajinasi Dennis! Akh, tapi bagaimana caranya?"

Albert tiba-tiba berlari ke arah sepeda motornya.

"Albert!" teriak Denziel." Hey, mau ke mana kau!"

"Kalian tunggu di sini!" teriak Albert! Sesuatu telah melintas di benaknya.

"Kembali, Albert!" teriak Denziel, "Apa yang kau lakukan!"

Kengerian maha hebat terlintas di benak kelima remaja lain saat Albert tampak bergerak ke arah tali tambang besi miliknya dan tiba-tiba menelusuri jalan itu setelah dia berhasil menghadirkan jalan imajinasi-nya.

"Apa yang dilakukan Albert?" teriak Denziel. "Mengapa dia tiba-tiba kembali ke titik start di jurang sebelah sana?"

"Aku harus masuk ke jalan milik Dennis dari seberang sana!" teriak Albert. Dia harus menyelamatkan Dennis dari terkaman hiu keparat itu.

PURA-PURA MATIWhere stories live. Discover now