Bab 41: Kaulah Yang Harus Pergi

14 2 0
                                    

Hening

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hening.

Seluruh penduduk yang berada di dalam aula tercekam dalam rasa takut. Hujan yang telah berhenti, pertanda kematian sudah di ambang pintu. Dalam waktu kurang lebih tiga jam mereka akan menggelepar-gelepar kehabisan napas seperti yang terjadi pada Simon bersaudara tempo hari.

Benar saja, para penduduk merasakan perasaan sensasi yang luar biasa aneh menyelimuti pikiran dan perasaan mereka. Mereka tahu saat ini masih bisa bernapas karena udara sisa-sisa hujan masih kental, tetapi beberapa jam kemudian mereka akan bernasib seperti seekor ikan yang terlempar keluar dari akuarium.

Terdengar seseorang berlari ke atas panggung, Pak Roberto. Pria penjaga aula Gema Lonceng itu telah berdiri di sana dan merenggut pengeras suara yang berada di tangan Melody Harlow.

"Jangan bergerak!" dia menggerakkan tangannya, wajahnya tampak histeris. "Apa yang dikatakan oleh Pak Enrico benar, hujan telah berhenti! J-jangan bergerak, sebab itu dapat membuat kalian kehabisan napas! Pak Enrico, tolong tenangkan penduduk yang berada di luar, beritahu mereka untuk tetap berada di tempat dan jangan melakukan banyak gerakan!"

Ruangan aula menjadi hening.

"Saya ingin katakan kepada kalian semua yang ada di ruangan ini," tukas Pak Roberto melanjutkan, ngos-ngos-an. "Acara puncak untuk menurunkan hujan baru saja akan dimulai. Mari kita biarkan mereka menyelesaikan apa yang telah mereka mulai, kita berikan kepercayaan kepada mereka."

"Tapi kita akan mati!" teriak salah satu penonton, sambil berdiri histeris. "Untuk apa kita melanjutkan acara ini? Kita sudah menangis, tapi air mata tidak juga keluar dan sekarang hujan sudah berhenti!"

"Ya, hujan baru saja berhenti," Pak Roberto mengangkat tangan mencoba menenangkan. "K-kita semua akan mati dalam waktu beberapa jam, tetapi kita tidak memiliki cara lain selain tarian terakhir yang akan dibawakan oleh anak-anak ini. Tolong jangan panik, sebab anak yang memiliki alis cabang itu – anak yang tertera dalam ramalan telah hadir di antara kita – saya mohon izinkan, agar mereka menyelesaikan satu acara terakhir."

Para penduduk yang tampak sudah beranjak dari kursi kembali ke tempat duduk.

Pak Roberto mengalihkan pandangan matanya ke arah Melody Harlow dan Ethan, lalu berkata, "Lanjutkan, Nak."

"Baiklah," kata Melody Harlow, "K-kami persilahkan kepada seluruh penonton untuk keluar ruangan sebab Tarian pura-pura Mati akan kita selenggarakan di lapangan sebelah gedung ini."

Terdengar genderang yang ditabuh dari arah panggung. Mereka adalah Orlando dan teman-teman yang akan mengiringi tarian dengan genderang mereka. Ketika mereka telah berada di luar, seluruh penduduk menjadi sangat ketakutan menyaksikan hujan yang telah berhenti. Penduduk yang sejak tadi berada di luar terlihat berdiri mematung. Beberapa dari mereka tampak tergeletak pingsan karena tadi panik dan berlari serampangan ke segala arah. Pak Kepala desa dan wakilnya terlihat sangat sibuk, berkeliling membantu para penduduk.

PURA-PURA MATIWhere stories live. Discover now