Bab 17: Boyband

231 31 42
                                    

Langit bulan Juli tampak cerah ketika Kapal Pesiar The Eagle's Wings merayap perlahan melewati hamparan tebing hijau di area Frozen Green Highland yang terlihat begitu menakjubkan dari atas kapal dan serta-merta membuat perasaan para penumpang kap...

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Langit bulan Juli tampak cerah ketika Kapal Pesiar The Eagle's Wings merayap perlahan melewati hamparan tebing hijau di area Frozen Green Highland yang terlihat begitu menakjubkan dari atas kapal dan serta-merta membuat perasaan para penumpang kapal menjadi segar bugar.

Mereka memperhatikan celah-celah tebing tanpa menyadari barangkali mata merekalah yang pertama kali menyaksikan keindahan sudut-sudut itu dari udara, sejak tempat itu tercipta untuk pertama kalinya. Beberapa kastil yang berkesan misterius tampak menjulang tinggi, seakan tangan yang melambai menyambut kedatangan kapal.

Murid-murid terlihat asyik bermain bola basket di halaman dan bergerombolan di beberapa sudut merampungkan proyek dan tugas kelas. Kelas dua Senior dipandu gurunya untuk meminjam novel klasik dari perpustakaan dalam pelajaran sastra dan kemudian meluangkan waktu menekuri bacaan dengan santai di sudut kiri halaman sekolah yang ditumbuhi pepohonan dan rumput hijau.

Serena Drew dan Megan Heffner berjalan beriringan di koridor sekolah lantai dasar bersama murid-murid lain, menoleh ke arah halaman sekolah dan menerka-nerka bahwa pelajaran yang akan dilaksanakan di kelas Art & Culture kemungkinan melukis, memahat dan sejenisnya.

Sejak di sekolah dasar, kegiatan ini merupakan sesuatu yang sangat sulit dan nyaris dibenci Megan. Sampai hari ini, dia tak pernah benar-benar berhasil meng-identifikasi-kan dirinya dengan perasaan seni terhadap kuas dan kanvas. Sementara itu, Serena Drew tak henti-hentinya mengomeli dirinya sendiri karena masih memiliki level yang rendah dalam kegiatan Adventure & Eksploration.

"Psikologisku memang sedang kacau sekali kurasa," keluh Serena mengebaskan rambutnya. "Aku terus-menerus membayangkan akan terbanting dan jatuh dari sepeda motor. Heran, bayangan gedubrak benar-benar tergambar nyata dalam benakku. Mungkin itu sebabnya level-ku jadi terukur rendah sekali."

"Tidak apa-apa, Serena," hibur Megan. "Biasalah, level kan turun-naik. Tapi aku heran dengan Dennis, kenapa level-nya bisa rendah, ya?"

"Kurasa karena dia memang masih baru di dunia kita," sahut Serena. "Proses adaptasi. Ingat tidak, kemampuannya mengendalikan pesawat kertas kan sudah menghilang, tapi tiba-tiba muncul lagi. Alat pengukur level kita itu seakan tidak berlaku bagi Dennis, ya?"

"Benar, dia hebat bisa melakukan jungkir balik dengan sempurna tadi," kata Megan takjub. "Kurasa yang bisa disebut sebagai real unpredictable itu Dennis, bukan Melody Harlow."

Saat mereka sampai, tampak Bu Samantha Hopes, guru Art & Culture yang berusia 28 tahun sedang berdiri di samping pintu kelas. Anak-anak penasaran melihat Bu guru diwawancarai Jenifer Duncan, reporter televisi The Eagle's Wings lengkap dengan para kamerawan dan kru yang berseliweran di sekitar.

Bu guru memberi isyarat agar semua memasuki ruangan. Mereka bertambah keheranan saat Jenifer Duncan dan para kamerawan itu membuntuti Bu Samantha dan terus mengarahkan kamera, merekam kegiatan di dalam kelas. Anak-anak merasa kaku seperti orang yang diawasi dengan mata tajam dan kening berkerut.

PURA-PURA MATIOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz