Bab 27: Moon's Mirror

250 20 88
                                    

Keesokan harinya, Denziel kembali ke pusat kota dan mengadakan rapat bersama ke 30 ketua kelompok. Dia memaparkan idenya tentang Konser Ratapan Hujan sebagai kegiatan utama yang akan mereka selenggarakan di desa ini. Denziel meminta kepada semua ketua kelompok agar menyebarkan hasil rapat kepada seluruh murid yang lain.

"Diharapkan semua kelompok meyumbang kegiatan yang dapat ditampikan dalam konser nanti," tambah Denziel sambil menatap ke arah peserta rapat

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Diharapkan semua kelompok meyumbang kegiatan yang dapat ditampikan dalam konser nanti," tambah Denziel sambil menatap ke arah peserta rapat. "Kelompok dapat bekerja sama dalam pertujukan yang telah disetujui bersama."

Para ketua kelompok menatap Denziel dengan pancaran mata ragu.

"Ada satu kegiatan menarik yang telah kami temukan di grup kami dan menurut rencana diharapkan dapat dilakukan secara masal seluruh murid The Eagles' Wings," lanjut Denziel.

"Kegiatan apa itu?" tanya Dillon, wakil Denziel dalam kegiatan ini.

"Tarian Pura-Pura Mati yang dibawa Dennis Reeves dari Locusta Originia."

Semua bertukar pandang. Dennis Reeves? Tarian Pura-Pura Mati?

"Jangan salah sangka," kata Denziel menangkap keraguan mereka. "Ini bukan karena Dennis temanku, tapi karena esensi yang memikat dari tarian itu dan karakter-nya yang melibatkan seluruh murid. Nanti kita semua akan menyeleksi mana kegiatan yang cocok. Jika tarian ini disetujui, Dennis yang akan menjelaskan lebih lanjut dan melatih kita."

Mereka kemudian merumuskan detail-detail dan jenis kegiatan yang berupa Drama, Puisi, lagu, kor, Tari, Band. Diputuskan juga bahwa mereka akan menyelenggarakan bazar yang melibatkan penduduk desa selama konser berlangsung.

"Jadi besok, kita mengundang seluruh murid untuk hadir dan membagi tugas-tugas," kata Denziel menutup rapat.

Jam 10.00 pagi Denziel kembali bersama Michael yang mengantarnya dengan kereta kuda. Logan dan Jude kembali menjengkelkan ketika kedua anak laki-laki itu menolak untuk ikut pergi ke danau dan memilih jalan sendiri.

"Aku tak mengerti mengapa Logan dan Jude bersikap begitu," keluh Ethan kesal saat mereka menyiapkan peralatan pancing dan jala di gudang belakang rumah Noah.

"Kita tak dapat selalu mengharapkan untuk bisa berada dalam sebuah kelompok yang kita inginkan," timpal Erika tak kalah jengkel. "Satu-satunya cara untuk mengatasi ketidaknyamanan adalah dengan mengubah mindset dan beradaptasi."

"Kalau bisa mencoba memberi ide yang mungkin dapat menambah perbaikan," timpal Sidney, "atau mungkin sebaiknya ikut arus kalau lagi macet dan tidak bisa melakukan apa-apa."

"Sudah kubilang," kata Melody Harlow. "si Logan dan Jude itu sudah dari dulu iri dengan Dennis karena Dennis berhasil memenangkan kamar permanen di kapal The Eagles' Wings, padahal Logan juga punya kekuatan untuk ...."

Melody Harlow buru-buru menghentikan ucapannya. Dia tiba-tiba teringat bahwa yang mengetahui kemampuan Logan hanya Dennis, Denziel, Serena dan Megan. Hujan rintik-rintik membasahi rerumputan. Derapnya terdengar menimpa atap rumah. Ethan, Sidney dan Erika memperhatikan Melody Harlow yang menurut mereka sekarang tampaknya sudah sangat berkurang sifat lebay-nya sejak berada di Village of Endless Rain. Mungkin pengaruh cuaca telah menyebabkan gadis itu menjadi sedikit 'jinak' dan kalem.

PURA-PURA MATITahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon