Bab 9: Keputusan

271 26 17
                                    

Salvator d' Albertis duduk di kafe di sudut kapal The Eagle's Wings sambil memperhatikan Sungai Biorota yang membelah kota Bluedragon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salvator d' Albertis duduk di kafe di sudut kapal The Eagle's Wings sambil memperhatikan Sungai Biorota yang membelah kota Bluedragon. Secangkir kopi panas menemaninya. Berada di atas kapal pesiar yang mengapung di udara ini, pemandangan kota yang terhampar luas tampak sangat menakjubkan. Permukaan udara tempat kapal itu mengapung sedikit 'surut' saat ini. Lambung kapal itu tampak lebih dekat dan terlihat sangat kentara dari pusat kota.

Para penumpang yang tengah berada di atas kapal megah ini benar-benar merasa layaknya bersemayam di atas sebuah kota kecil berbentuk kapal pesiar yang mengapung di udara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Para penumpang yang tengah berada di atas kapal megah ini benar-benar merasa layaknya bersemayam di atas sebuah kota kecil berbentuk kapal pesiar yang mengapung di udara. Mungkin, beginilah perasaan seekor burung elang yang tengah membumbung tinggi dan menikmati hamparan luas di bawah sana.

(Ilustrasi)

Di hadapan Salvator, turut hadir kepala sekolah, Bu Joanne Dawson dan keenam wakilnya. Mereka tampak menempati kursi di kiri kanan wanita berusia 35 tahun tersebut. Para wakil itu masing-masing mengurusi angkatan yang terdiri dari kelas satu-tiga Junior dan satu-tiga Senior. Pejabat-pejabat kapal The Eagle's Wings itu sedang membahas pemberian beasiswa terhadap Dennis Reeves.

Joshua Rollins, Cooper Wilkins, Carter Gallant, Rebecca Magretta, Laura Kimberley, dan Jordan Thomson – para wakil kepala sekolah – tampak menyimak keterangan Pak Salvator dengan saksama, lalu mulai menyampaikan beberapa interpretasi dan pendapat.

"Kurang satu persen kedengarannya senderhana," dengus Cooper Wilkins, berkesan keras dalam pendiriannya. "Apalah arti nilai satu persen, tetapi hal itu bisa menjadi bumerang mengingat kita saat ini sedang berada dalam kodisi yang kacau-balau. Kita semua sedang berusaha sekuat tenaga membenahi kerusakan-kerusakan akibat dari sistem seleksi yang amburadul dari keteledoran Kepsek Wagner dan Blackwill pada masa kepemimpinan terdahulu."

"Kita harus sangat berhati-hati dalam menyortir seluruh siswa yang masuk ke sini tanpa pandang bulu, Pak," timpal Maxwell Bates, berusaha bernada datar agar tak berkesan mengkritik. "Jangan lupa, institusi pendidikan kita sekarang terancam akan diberangus andai kita tak mampu mengukir prestasi sesuai dengan standar yang berlaku. Murid yang berada di bawah barometer dapat memperkeruh dan memperburuk keadaan kita."

PURA-PURA MATIWhere stories live. Discover now