Bab 22: Gerbang Dunia Pura-Pura Mati

277 36 18
                                    

Derap langkah kaki kuda terdengar makin mendekat. Dennis melihat di sisi kiri mobil, dua ekor kuda berwarna hitam yang sedang menyeret kereta terbuka. Seorang pria tampak meringkuk, mengendalikan kuda dan di belakangnya, di atas kereta itu bertengger lima sosok berjubah panjang dengan warna yang berbeda-beda. Saat menoleh kekanan, sebuah kereta lain dengan dua ekor kuda bernuansa putih berderap dan juga memiliki lima sosok berjubah.

 Saat menoleh kekanan, sebuah kereta lain dengan dua ekor kuda bernuansa putih berderap dan juga memiliki lima sosok berjubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di masing-masing kereta, terdiri dari dua pria dan tiga wanita dengan paras yang begitu tampan dan jelita. Jubah yang dikenakan berwarna hitam, merah dan biru. Mereka berceloteh sambil memegang gelas kristal berbentuk piala dengan air yang berwarna-warni yang sama sekali tak bercampur dengan air laut!

Mereka seakan sedang berbincang-bincang dengan ceria dalam sebuah pesta kerajaan. Keluarga Dokter Harris dan Dennis menjadi keheranan mengapa mereka mampu menangkap gema suara para Whisperes itu dengan sangat jelas.

"Apa yang sedang mereka lakukan?" celoteh bergema, merambat ke dalam telinga. Sosok-sosok itu berpaling ke arah mobil dengan tatapan aneh.

"Betapa bodohnya, percaya pada mimpi, mereka sedang terjebak pada sebuah kehidupan yang salah, mimpi manusia-manusia idiot yang salah, terjebak dan tak bisa kembali seperti terperangkap ke dalam sebuah api neraka."

Yang lain seperti berebutan ingin berbicara, salah satu dari mereka mengangkat tangan, meminta tenang. Setelah semua berhenti berceloteh, dia berbicara, "Ya, benar-benar konyol, super idiot, percaya pada bujukan anak kecil itu. Anak kecil yang katanya selalu berpura-pura mati."

"Pria tua berjubah biru yang gila itu, setan pembujuk, tidak punya kerjaan lain selain menipu orang dalam mimpi, pria tolol, keturunan iblis pembohong nomor satu. Mengapa mereka bisa terbujuk oleh jebakan setan seperti ini?" suaranya terdengar seperti gema di dalam gua.

Kedua gerombolan kiri-kanan itu terus berceloteh tanpa henti.

"Pura-pura mati, memalsukan kematian, anak itu memiliki orang tua yang ternyata pembunuh adik kandung Dokter itu dan sekarang menjebak seluruh keluarga ini untuk dijadikan tumbal."

"Tidak puas membunuh adiknya, sekarang abang dan keluarganya yang akan jadi santapan. Anak itu dijadikan alat untuk menjebak keluarga yang begitu baik ini, tetapi wahai saudara-saudara, sudah terlambatkah keputusan mereka?"

 Anak itu dijadikan alat untuk menjebak keluarga yang begitu baik ini, tetapi wahai saudara-saudara, sudah terlambatkah keputusan mereka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang