18. TERIMAKASIH LUNA

390 109 9
                                    

Apakah aku harus kehilangan lagi? sementara dia saja belum sempat aku miliki

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Apakah aku harus kehilangan lagi? sementara dia saja belum sempat aku miliki.

_Luna Dellarisa_

Sekitar pukul 17:21 Gara baru saja sampai di rumahnya, ia berjalan mengendap ngendap begitu melihat Ayah dan Bundanya tengah menonton tv, Gara menghindar guna menghindari pertanyaan pertanyaan yang akan Bundanya layangkan jika melihatnya datang membawa sebuket bunga dan juga kantung kresek besar yang berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya.

Gara hendak melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, ia merasa aman sebab sejauh itu ia tidak melihat pergerakan dari kedua orang tuanya, sampai akhirnya Ayahnya tiba tiba berbicara tanpa menoleh ke arahnya.

"Ayah baru pulang kamu ga mau nyapa Sa?" Ucap Ayahnya dan setelah itu menoleh melihat anaknya yang berdiri canggung seperti maling yang tertangkap basah.

"Sebentar aku mau ke kamar dulu."

"Eh sini dulu dong Sa," Sahut Bundanya yang kemudian berdiri menghampiri anaknya.

"Bun_" ucap Gara terhenti karena bundanya lebih dulu menariknya untuk ikut duduk bersama.

"Abis dari mana sih Sa?" Tanya Ayahnya sambil memperhatikan Gara yang sedang menyimpan sekantung kresek minuman dan juga buket bunga di atas meja.

"Abis main."

"Bohong kamu, trio macan aja tadi ke sini nanya kamu."

Trio macam yang Bundanya sebutkan tadi tak lain tak bukan adalah Agam, Satya dan juga Juan, entah lah atas dasar apa Bundanya memanggil mereka seperti itu, Gara tidak peduli.

"Temen aku bukan cuma mereka kali Bun."

"Jadi yang namanya Alula juga temen kamu."

"Bunda ngomong apa aja sama Ayah?" Sahut Gara cepat.

"Ga banyak, ga aneh aneh juga ko."

"Bunda cuma bilang kalo kamu tadi ke Bandung nyusulin cewek."

"Ck kalo udah tau kenapa nanya," Ucap Gara merajuk kemudian segera berdiri dan membawa semua pemberian Alula tadi.

"Aneh, cowo kok di kasih bunga seharunya cowo yang ngasih," Ujar Ayahnya kepada sang Bunda dan tidak sengaja Gara mendengarnya sebab ia berjalan belum jauh dari sana.

Setelah sampai di lantai dua dan jauh dari Bunda dan Ayahnya yang ia yakini sedang membicarakannya, Gara kini merebahkan diri di atas kasur di temani barang bawaannya yang ia ajak naik ke atas kasur di sisi kanan dan kirinya.

Perhatikan Gara teralihkan pada sebuket bunga yang ada di samping kanannya itu, kemudian ia teringat ucapan Alula dan mulai tertarik untuk membuka google dan mencari tau arti di balik bunga tersebut.

Persis seperti yang Bundanya Alula katakan, Gara menemukan arti dari bunga tersebut dari salahsatu website di sana, tanpa ia sadari bibirnya tertarik membentuk bulan sabit.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt