46. SEPERTI PELANGI YANG DATANG SETELAH HUJAN

329 114 17
                                    

Jika menginginkan pelangi, maka harus menerima hujan sebelumnya, dan kehadiran mu bagaikan pelangi setelah hujan deras datang menerpa hidup ku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika menginginkan pelangi, maka harus menerima hujan sebelumnya, dan kehadiran mu bagaikan pelangi setelah hujan deras datang menerpa hidup ku.

_Alula Almathea_

Ketika Ayahnya pulang, Alula tengah sibuk bersiap diri karena janjinya yang akan bertemu dengan Gara, dan saat ini ia sudah siap siap untuk pergi, bersamaan dengan Ayahnya yang juga sudah berpakaian rapi.

Alula buru buru turun ke bawah di mana Ayahnya hendak berpamitan kepada istirnya, alias Vanya, Ibunya Luna.

"Ayah mau ke mana?" Tanya Alula begitu sampai di ujung tangga.

"Urgent, ada kerjaan yang harus Ayah beresin," Jawabnya dengan tergesa gesah.

"Yaudah kalo gitu Ayah berangkat dulu ya?" Renan mencium kening Vanya kemudian mengacak pelan rambut anak kandungnya.

Alula hanya bisa terdiam melihat Ayahnya keluar dari rumah itu, ia tidak mengerti seperti apa tanggung jawab memiliki perusahaan besar yang Ayahnya pimpinan saat ini, bahkan di saat libur pun beliau tidak bisa angkat tangan dan acuh dalam urusan urusan urgent seperti itu, menjadi orang tua memang sulit dan menjadi  dewasa pun tidak mudah.

Merasa ada yang memperhatikan, Alula menoleh ke arah Ibu tirinya, di mana ia tengah melipat kedua tangannya di depan dada, dengan tatapannya yang sinis dan terasa menyeramkan.

"Mau kemana kamu?" Tanyanya dengan sinis, tatapannya itu begitu menyebalkan bagi Alula.

"Bukan urusan Tante."

"AAKKKH," Teriak Alula kencang, rambutnya tiba tiba di Jambak hingga kepalanya menengadah ke atas, sakit sekali rasanya.

"Jangan harap kamu bisa senang senang." 

"APAAN SIH TAN!, LEPASIN!"

"Rumah ini butuh tenaga kerja kamu Alula."

"Sekarang kamu beresin semuanya, nyapu, ngepel, nyuci, sama cucian piring kotor juga numpuk di belakang."

"Enggak, gue ga mau," Tolak Alula, tentu saja karena yang lebih pantas mengerjakan itu semua adalah Ibu tirinya, bukan hanya bisa belanja dan menghabiskan uang saja. 

"Beresin atau saya ga akan kasih kamu keluar," Ancamnya begitu meyakinkan.

"Saya bisa abisin anak kecil songong kaya kamu kapan aja," Lanjutnya dengan tatapan yang menyeramkan, dan sialan nya Alula goyah dan ia kalah dengan gertakan itu setelah mengingat kejadian kemarin yang bahkan Ibu tirinya itu tidak segan segan untuk membuatnya babak belur.

"Oke fine!" Finalnya, dan Alula kalah.

Gadis itu segera mengirim pesan kepada Gara, mengundur waktu pertemuannya dan dengan secara terpaksa kembali berganti pakaian kemudian mulai beres beres rumah.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now