70. SPESIAL PART: LUNA

273 37 30
                                    

Takdir terasa begitu tidak adil memberikan peran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Takdir terasa begitu tidak adil memberikan peran

_Luna Delarisa_

Semuanya adalah tentang Alula, gadis itu menjadi tokoh utama bahkan dalam cerita yang Luna punya.

Tidak ada yang perlu di salahkan atas semua yang terjadi selama ini, katakanlah jika itu adalah kesalahan semesta, memberi peran yang serba salah bagi setiap tokohnya, semua orang pasti ingin bahagia, termasuk juga Luna.

Sembilan puluh persen manusia pasti ingin menjadi peran utama, menjalani kehidupan bergelimang bahagia, bahagia dalam bentuk apapun, di cintai, di sayangi, di kasihi, itu semua pasti menjadi keinginan bagi setiap manusia yang hidup di bumi.

Bagaimana jika kita tidak bisa mendapatnya? Mencintai seseorang tapi justru orang itu mencintai orang lain, Menyayangi seseorang tapi orang itu menyayangi orang lain, dan semuanya berawal dari rasa yang tidak pernah timbal balik yang Luna rasakan, di mana semua orang dalam hidupnya tidak pernah menjadikannya nomor satu melainkan peran pendukung yang menyedihkan.

Orang tua yang seharusnya mendukung akan apa yang ia sukai justru malah menuntut banyak hal dan menjadikan Alula sebagai patokan utama nya, seseorang yang selalu ia perjuangkan justru tidak pernah berbalik ke arahnya dan malah pergi bersama Alula yang di genggamnya, Luna merasa dunia tidak adil padanya, dan ia tidak bisa memiliki apapun jika Alula masih ada dalam cerita, maka satu satunya cara agar ia menjadi pernah utama adalah dengan menyingkirkan Alula bukan? Dan bodohnya, Luna lupa jika Alula juga manusia yang sama menginginkan apa yang ia inginkan.

"LUNA!" Teriakan itu lagi, Luna sudah muak, ia sudah hapal apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Apa Bu?" Tanyanya dengan wajah lesu dan tubuhnya yang lemas ingin beristirahat.

"Apa kamu bilang? Liat tuh udah jam berapa, cepetan siap siap, jangan sampe kamu telat les dan dapat nilai buruk lagi, kamu harus bisa kalahin nilai Alula, jangan mau kalah sama dia."

Entah sudah berapa kali ia mendengar kalimat itu kamu harus kalahin Alula atau juga jangan mau kalah kamu sama Alula, terlalu sering Luna mendengarnya sampai dirinya saja sudah benar benar muak mendengarkan Ibunya.

Tanpa membalas ucapan ibunya, Luna kembali masuk kedalam kamarnya dengan langkah yang terasa berat, kemudian bersiap diri beberapa menit dan keluar rumah untuk segera menuju tempat les.

Tidak membutuhkan taksi online atau juga ojek online, sebab Luna memiliki satu orang yang selalu siap ada untuknya ketika ia memanggilnya, dan dia adalah Satya, laki laki yang mencintainya namun Luna tidak pernah menganggapnya lebih dari teman.

"Tempat biasa Sat," Ujarnya, membiarkan Satya mengenakan helm untuknya.

"Pulangnya gue ga bisa jemput Lun, ada urusan."

"Lagian siapa juga yang minta lo jemput," Jawab Luna malas, mungkin beda lagi jika yang saat ini bersamanya adalah Gara.

Untuk menyempurnakan kehancuran hidupnya, hari itu guru lesnya bilang jika nilai Luna turun, ia tidak memiliki konsentrasi dalam belajar, dan hampir lima puluh persen dari soal soal yang di kerjakannya salah.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now