77. LUKA YANG BERAKHIR DUKA MENUNGGU BAHAGIA

250 35 52
                                    

Tidak ada bahagia yang di dapat secara cuma cuma

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak ada bahagia yang di dapat secara cuma cuma

_Heksagara Pranadipta_

Keadaan di rumah sakit saat itu cukup kacau, dua mobil ambulans baru saja tiba di depan lobi rumah sakit Citra Medika, beberapa orang suster berdatangan membawa berankar.

Renan mengacak rambutnya frustasi, sementara Vanya menangis tiada henti, tubuh Luna yang penuh darah di bawa petugas rumah sakit untuk segera di tangani.

Selain Luna, Alula yang berniat menyelamatkan adik tirinya itu pun ikut terluka, bahkan lebih parah dari Luna, keadaannya cukup parah karena luka di kepalanya tidak berhenti mengeluarkan darah, Renan saat ini benar benar sangat ketakutan.

Tidak jauh berbeda dengan anaknya, Renan pun memiliki trauma yang sama dengan sebuh insiden kecelakaan, laki laki paruh baya itu merasa masuk kembali ke masa lalu, masa di mana ia harus kehilangan orang terkasihnya.

Melihat Vanya yang tengah duduk di depan ruangan IGD, Renan menghampirinya dengan emosi yang lebih besar dari sebelumnya.

Ayahnya Alula itu menarik bahu istirnya dengan kasar, memaksanya berdiri agar bisa membalas tatapan tajamnya.

"Kamu."

"Ini semua karena kamu Vanya, karena anak kamu Alula seperti ini," Renan mengatakannya penuh penekanan, jangan lupa seburuk apapun orang tua pasti menyayangi anaknya juga, dan yang Renan lakukan saat ini hanyalah semata mata karena rasa sayangnya kepada Alula, ia tidak peduli meskipun di antaranya terikat hubungan suami istri, penyesalan yang sebelumnya menyerangnya membuat ia gelap mata, Alula seharunya tidak mengalami hal yang memilukan seperti ini jika bukan karena Vanya dan pernikahannya selama ini.

"Tidak puaskah kalian membuat anak saya menderita?" Renan mencengkram kuat kedua bahu Vanya, sehingga wanita itu merasakan sakit di sekitar sana, dan yang lebih menyakitkan adalah ketika ia tidak lagi melihat cinta di mata laki laki di hadapannya.

"Mas, Aku_aku_" Entah apa yang ingin di ucapannya, Vanya berucap dengan gugup karena rasa takut yang menguasainya, apalagi tatapan dingin dari Renan semakin membuatnya tidak berkutik.

"Tolong tunggu sebentar lagi Vanya, saya akan jebloskan kamu ke penjara," Renan mendorong tubuh Vanya dengan kuat, tidak segan segan Ayahnya Alula itu pun meninggalkannya di sana.

"Ini ga boleh terjadi, aku belum mendapatkan apapun dari laki laki itu, aku harus_ aku harus AAAKKKH SIALAN!"

Beberapa orang yang ada di sekitar menolehkan pandangannya ke arah Vanya, di mana wanita itu terduduk lesu dengan penampilannya yang berantakan, aksinya mengacak-acak rambut secara kasar membuat beberapa orang berasumsi jika wanita itu benar benar gila, apalagi mendengar teriakannya yang terus terusan mengumpat kasar semakin membuat orang orang berasumsi jika Vanya depresi.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now