73. BUMERANG UNTUK LUNA

272 34 27
                                    

Definisi menyedihkan yang sebetulnya adalah ketika kita sendirian di antara milyaran manusia di muka bumi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Definisi menyedihkan yang sebetulnya adalah ketika kita sendirian di antara milyaran manusia di muka bumi

_Luna Delarisa_

Hari sudah semakin sore, langit di atas sana  sudah mulai menguning dan jam sekolah pun sudah berakhir beberapa saat lalu.

Sebenarnya saat ini Alula hendak pergi ke ruangan kesenian, menemui Gara yang masih ada di sana, namun di tengah jalan langkahnya terhenti, Alula melihat seseorang di seret oleh tiga orang menuju kelas kosong di ujung koridor.

Terlihat sangat jelas jika satu di antaranya tidak pergi karena suka rela melainkan dipaksa, Alula hitung keseluruhan mereka ada empat orang.

Dengan hati hati gadis itupun mengikutinya, ia berjalan mengendap ngendap agar tidak ketahuan.

"BANGSAT LO! BISA BISANYA BOHONGIN KITA PADAHAL LO SENDIRI PELAKUNYA!"

BUGH

Dinar meninju pipi Luna dengan kencang, gadis itu terlihat sudah sangat lemas, entah sebenarnya apa yang sebelumnya mereka lakukan Alula tidak tau, yang pasti saat ini Alula membelalakkan matanya melihat ketiga orang itu tengah merundung Luna.

"Lo pikir kita kerjain Alula karena mau bantuin lo?" Semuanya tertawa, dan Alula masih ada di tempatnya, sembunyi sambil mengintip lewat kaca jendela.

"Kita kerjain Alula karena berpikir dia yang sabotase, tapi ternyata lo pelakunya, lebih licik." Ujar Viona yang masih memegangi tangan Luna

"Pinter banget lo memutar balikan fakta, nuduh Alula sementara pelaku aslinya bersembunyi di belakang pura pura ga tau apa apa," Sahut Leviana.

Luna tidak berkutik sama sekali, tubuhnya terlihat lunglai, bahkan mungkin saat ini ia tidak sadarkan diri.

Sebenarnya Alula heran, kenapa ketiga wanita itu selalu bersikap semena kena, mereka merundung banyak orang yang padahal semuanya tidak ada yang di rugikan, bahkan mereka berlaku seperti penegak kebenaran seolah olah tindakannya adalah tindakan yang wajar.

Merasa muak dengan apa yang dilihatnya, Alula membuka pintu kelas kosong itu secara kasar, menatap satu persatu orang orang yang so berkuasa dengan apa yang mereka punya.

"Ngapain lo?" Begitu masuk ke sana Alula mendapat pertanyaan dari Fiona.

"Ngejar tikus, tadi liat ada tiga masuk ke sini," Mereka bersitatap satu sama lain, melempar pandangnya dengan ekspresi bingung, sedangkan Alula sudah tersenyum duluan, bodoh sekali mereka ini gumamnya dalam hati.

"Setan!" Umpat Dinar setelah menyadarinya.

"Ternyata lo yang lebih pinter dari mereka Ka," Alula kembali tertawa, sungguh rasanya sangat lucu melihat wajah bodoh ketiganya.

"Oh ya, lo semua mau pada masuk universitas mana? Biar gue bantu gagalin," Sambung Alula melanjutkan ucapannya, sementara ketiganya sudah terlihat emosi, bahkan Alula merasa sebentar lagi ia akan diterjang dan diserang manusia harimau jadi-jadian.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now