71. SUATU KEBENARAN YANG TERUNGKAP

243 41 62
                                    

Tidak semuanya bisa selesai dengan uang, yang namanya kebenaran akan selalu terungkap meksipun memerlukan waktu yang cukup lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak semuanya bisa selesai dengan uang, yang namanya kebenaran akan selalu terungkap meksipun memerlukan waktu yang cukup lama

_Alula Alamthea_

Satu malam setelah di rawat di rumah sakit, Alula memutuskan untuk masuk sekolah setelahnya, ia harus memberikan bukti dan mematahkan semua tuduhan yang orang orang tujukan padanya.

Maka saat ini, Alula tengah berjalan tergesa-gesa melewati koridor menuju ruang kepala sekolah, membawa ponsel yang sudah ia mintai rekaman pembicaraan Sarah dan Luna dari Gara.

Setelah masuk ke dalam ruangan bersuhu dingin itu Alula di persilahkan duduk, tidak seperti pada saat terkahir kali ia datang ke sana, kali ini di dalam ruangan itu hanya ada dirinya dan pak Ginanjar saja.

"Saya sudah menemukan buktinya," Alula menyimpan ponselnya di atas meja, membiarkan rekaman itu berputar dengan volume tinggi agar pak Ginanjar bisa mendengarnya dengan baik.

Laki laki yang berumur setengah abad itu terlihat cukup tenang, jauh berbeda ketika ia melihat video Luna yang sedang mencuri kunci jawaban dan menuduhkannya pada Alula.

"Oke, kasus ini saya nyatakan selesai, dan kamu ga jadi saya keluarkan dari sekolah."

"Silahkan keluar," Alula mengerutkan keningnya.

Semudah itu menyelesaikannya? Lantas bagaimana dengan opini publik? Orang orang yang terlanjur membencinya mungkin akan berpikir jika pihak sekolah tidak mengeluarkannya karena dirinya ada main di belakang dengan pihak sekolah, menyogoknya atau juga membungkamnya.

Alula yakin jika kebenaran tidak naik ke publik semuanya akan tetap sama, ia akan tetap menjadi pelaku di mata orang orang yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya.

"selesai?"

"Lalu bagaimana dengan keadilan yang belum saya dapatkan? di mana letak peran seorang guru untuk murid muridnya?" Gadis itu mempertanyakan apa yang memang seharusnya menjadi pertanyaan, di mana tanggu jawab kepala sekolah yang seenaknya menyebarkan video tersebut hingga dirinya di fitnah satu sekolah.

"apalagi yang kamu mau Alula?"

Mendengar pertanyaan itu Alula tertawa tanpa suara, lucu sekali kepala sekolahnya ini, bahkan semua pertanyaan dan pernyataanya sedari tadi terdengar seperti lelucon untuk Alula.

"ini bukan yang saya mau, tapi memang kewajiban anda sebagai pemimpin di sekolah untuk meluruskan semua kesalahpahaman dan mengungkapkan siapa pelaku yang sebenarnya."

"jangan egois Alula, jika pihak sekolah mengungkapnya di muka umum itu akan membunuh mental Luna, kami juga memikirkan banyak hal dan tidak bisa hanya mementingkan satu individu saja."

Wah, Alula sangat terharu mendengarnya, kata kata dari pak Ginanjar begitu menyentuh, sangat terdengar mulia dan baik hati, dia mementingkan muridnya daripada citra sekolah.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now