81. AKHIR CERITA KITA

171 16 0
                                    

Karena sejauh apapun melangkah, masa lalu akan tetap ikut menemani hidup pemiliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karena sejauh apapun melangkah, masa lalu akan tetap ikut menemani hidup pemiliknya

_Heksagara Pranadipta_

Setelah hari yang terlewati dengan malam yang sebelumnya terasa seperti mimpi, hari ini Alula bisa kembali menghirup udara segar, melihat matahari terbit, dan juga orang orang yang menyayanginya.

Niat hati tidak ingin peduli, namun nyatanya pikiran Alula tetap tertuju kepada Luna, tentang di mana keberadaannya, dan bagaimana kondisinya setelah kecelakaan pada hari itu, namun baik Renan dan Gara seolah tidak ada niat untuk memberitahunya.

Sampai pada akhirnya, seseorang yang berdiri di depan pintu ruang rawat inap itu membuat Alula mengerjap berkali kali, gadis itu berusaha memfokuskan pandangannya ke arah depan, hingga ketika sepasang mata itu bertemu, Luna buru buru pergi dari sana.

Tanpa berpikir panjang, Alula segera bangun dari tempat tidurnya.

"Luna!" Panggilnya sedikit teriak, dan Alula berjalan tertatih memegangi tembok.

"Luna tunggu," Ujarnya lagi yang tidak bisa menghentikan pergerakan seseorang yang dikejarnya.

Bruk!

"Awww," Alula merintih kesakitan, kakinya terasa sangat ngilu, dan gadis itu terduduk mengenaskan di atas lantai.

Tidak tega melihat Alula terjatuh sambil memegangi pergelangan kakinya, Luna berbalik arah dan menghampiri saudara tirinya itu.

"Lo ga papa?" Tanya Luna seraya berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Alula.

"Kayanya efek kecelakaan kemarin bikin lo budek ya?" Ucap Alula sarkas.

"Lo ngapain ngintipin gue tadi?"

"Kalo ga papa gue duluan," Ujar Luna mengalihkan pembicaraan.

"Lo ga mau berterima kasih ke gue?"

Langkah Luna terhenti, gadis itu mematung di tempatnya, dan sedetik kemudian kembali berbalik menghadap ke arah Alula.

Tanpa berkata apa apa lagi, Alula menarik tangan Luna pergi dari lorong rumah sakit menuju taman yang terletak lumayan jauh dari ruang rawat inap tempatnya dirawat.

Setelah sampai di taman, Alula mengajak saudara tirinya itu untuk duduk bersamanya.

Luna tidak menolak, ia duduk di samping Alula tanpa banyak bicara, dan untuk beberapa saat keduanya hanya saling diam dan sibuk dengan pikirannya masing masing.

"Maafin gue Al," Ujar Luna setelah cukup lama terdiam

"Gue dari kecil ga pernah ngerasain gimana hangatnya sebuh keluarga, ayah gue selingkuh, dia punya istri lagi, sedangkan ibu kerja banting tulang buat hidupin keluarganya," Luna mulai bercerita, dengan matanya yang juga sudah mulai berkaca kaca.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now