59. PENDERITAAN BERUJUNG TANGIS YANG TAK KUNJUNG REDA

296 63 40
                                    

Beberapa manusia kadang tidak menggunakan otaknya ketika bertindak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa manusia kadang tidak menggunakan otaknya ketika bertindak

_Heksagara Pranadipta_

Alula masih berada di sekolah saat ini, mengurung diri di dalam kelas meskipun bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Carina sudah lebih dulu keluar dari kelas untuk menghadiri rapat OSIS masalah kedisiplinan dan juga keamanan di sekolah, sedangkan Gara tadi sudah meminta izin dan menyuruh Alula untuk menunggu sebentar selagi ia berdiskusi dengan beberapa anggota band sekolah membicarakan hal terkait pentas seni untuk acara selebrasi pelepasan murid kelas dua belas nanti.

Alula mengangkat kepalanya begitu mendengar dentuman keras yang berasal dari pintu kelas yang di banting dengan kasar.

Di sana, Luna tersenyum ke arahnya, ada Sarah, Triana dan juga tiga orang anak perempuan yang tidak Alula ketahui namanya, namun jika di lihat dari atribut yang terpasang di seragamnya, tiga orang itu merupakan kaka kelasnya.

"Bukannya pulang malah ngumpet lo," Luna berjalan menghampiri Alula, dan di sebelah gadis itu terdapat kaka kelasnya yang menatap Alula dengan tatapan tidak suka.

Fiona Alexa, dia yang berdiri di samping Luna, mantan ketua cheers SMA Neo Teknologi yang memiliki segudang masalah namun selalu terbebas dari tuduhan karena memiliki koneksi dengan pihak sekolah yang membuatnya selalu lolos dari hukuman.

Kemudian di belakangnya, berdiri sosok perempuan dengan rambut panjang berwarna ungu tua, dia adalah Leviana Wiratmadja, anak dari kepala sekolah SMA Neo Teknologi.

Di samping Leviana, ada Dinar Yordania yang berdiri tegak dengan kedua tangannya yang ia lipat di depan dada, terkenal karena pernah bertengkar dengan kaka kelasnya hingga membuat Kaka kelasnya di larikan ke rumah sakit bahkan sempat koma beberapa hari, dan lagi lagi pihak sekolah berada di pihaknya, karena keluarganya merupakan salah satu donatur yang berpengaruh bagi sekolah.

"Bertahun tahun, baru kali ini gue liat ada orang selicik lo," Fiona tersenyum miring ke arah Alula, sementara yang di tatap masih terdiam tidak berminat untuk meladeni.

"Sebego begonya gue ga pernah tuh sampe nyuri kunci jawaban," Leviana menimpali, melirik Alula dengan tatapan meremehkan.

BRAK

"GARA GARA LO SEMUA ORANG KENA IMBASNYA, BAHKAN KEPALA SEKOLAH MENYARANKAN BUAT MENUNDA ACARA KENAIKAN KELAS!" Tangan Dinar nampak terhempas begitu saja usai mencengkram kerah seragam Alula.

"Emang bangsat ya lo."

DUK

Dinar menjambak rambut Alula dan membenturkannya ke dinding.

Semua orang nampak tertawa, sedangkan Alula luruh di lantai sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

Semua orang nampak tertawa, sedangkan Alula luruh di lantai sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang