40. YANG SELALU DATANG MEMBERI PELUKAN

322 105 6
                                    

Aku ingin menjadi penyembuhnya, tapi tidak tau bagaimana caranya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku ingin menjadi penyembuhnya, tapi tidak tau bagaimana caranya.

_Heksagara Pranadipta_

Sekitar setelah adzan isya berkumandang, sekiranya ada kisaran jam setengah delapan malam, Gara di suruh keluar untuk membeli martabak telur langganan Bundanya.

Ketika di jalan, pikirannya melayang teringat seorang gadis cantik yang kini sudah menjadi kekasihnya, walupun dulu Alula sering mampir dalam ingatannya tapi akhir akhir ini gadis itu lebih sering lagi mengisi penuh pikiran Gara, alhasil disinilah laki laki itu berada.

Gara berdiri di depan gerbang rumah Alula, ia melihat ke dalam sana dari sisi tralis besi gerbang tersebut, namun kelihatanya rumah itu sangat sepi, bahkan mobil yang biasanya terparkir di depan pun tidak terlihat keberadaannya.

Melirik sekotak martabak telur di tangannya, lantas Gara berusaha menghubungi Alula, berharap gadis itu akan menerima panggilannya, dan menemuinya saat itu juga.

"Ada di rumah ga ya," Batin laki laki itu seraya menunduk menendang nendang kecil batu krikil di jalan.

Gara is calling.........

Gara mengambangkan senyumnya setelah Alula mengangkat panggilannya di sebrang sana, laki laki itu tidak sabar akan bertemu dengannya.

Hallo Al, aku di depan rumah kam_

BRUK

Ucapan Gara terpotong, sebab bukanya mendapat jawaban dari Alula, yang Gara dengar justru suara ponsel gadis itu yang sepertinya terjatuh.

Ada apa Al? kamu ga papa?

Alula?

Al kamu kenapa?

Melihat panggilannya yang masih tersambung, mendadak Gara jadi khawatir karena tidak mendapat jawaban apapun dari Alula.

Lantas, karena perasaan khawatir itu, Gara buru buru membuka gerbang rumah Alula yang ternyata tidak di kunci, dan kekhawatirannya bertambah begitu mendapati pintu rumahnya terbuka begitu saja, belum lagi setelah melihat ke lantai atas di mana kamar Alula berada, pintu kamar gadis itu nampak terbuka, membuat Gara berpikir macam macam dan menjadi kalut sendiri karena pikirannya.

Setelah menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar Alula, mendadak rasa khawatir itu berubah menjadi panik dan ia semakin kalut di buatnya.

Gara buru buru mendekat, ia menyimpan asal martabak yang ia bawa tanpa sadar barusan, laki laki itu mengangkat kepala Alula dan di letaknya di pahanya.

"Al, bangun Al," Ujar Gara panik setelah melihat darah berceceran di lantai.

Beberapa saat dilanda kebingungan dan rasa panik yang menguasai dirinya, akhirnya otaknya kembali bekerja, Gara merogoh ponselnya di saku celana, kemudi ia mencari nomor Bundanya di sana.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now