60. UNGKAPAN CINTA SETELAH LARA

292 65 34
                                    

Yang meninggalkan tidak akan tau sesakit apa di tinggalkan, dan mereka tida tau jika mengikhlaskan tidak mudah dilakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang meninggalkan tidak akan tau sesakit apa di tinggalkan, dan mereka tida tau jika mengikhlaskan tidak mudah dilakukan

_Heksagara Pranadipta_

"Alula bangun," Taksi yang Gara tumpangi kini sudah berhenti di depan rumah Alula, namun gadis di sampingnya itu tak kunjung membuka mata.

"Al kita udah sampe," Alula tetap masih tidak bergeming, membuat Gara tiba tiba panik melihatnya.

"Alula?"

"Al."

Gadis itu masih belum membuka mata, Gara dengan segera membuka topi di kepalanya, menepuk pipi Alula cukup keras guna memastikan gadis itu pingsan atau tidak.

"Alula kam_" Ucapan Gara terhenti, Alula tiba tiba membuka matanya dan membuat ia bernafas lega.

"Kita udah sampe," Ucap Gara sambil tersenyum dan turun lebih dulu, mengitari taksi kemudian membantu Alula untuk keluar dari mobil yang membawa keduanya pulang.

"Makasih pak," Ujar Gara setelah Alula keluar dari mobil, dan taksi itu pun pergi meninggalkan pekarangan rumah Alula.

Tanpa banyak bicara, Gara kembali memapah Alula, membantunya berjalan hingga gadis itu bener bener masuk ke rumahnya.

Alula nampak masih sangat lemas, seragamnya yang tadi basah kuyup sekarang sudah sedikit mengering karena angin yang berhembus, namun hal itu tidak membuat baju putih Alula kembali menjadi bersih, karena setelah pakaiannya mengering pun nodanya masih terlihat, rambutnya pun masih lepek di balik topi yang masih di kenakannya.

Begitu sampai di depan pintu, Gara langsung membukanya tanpa mengetuknya lebih dulu, membuat seseorang di balik pintu yang tengah menunggu Alula itu nampak terkejut karena kedatangan keduanya.

"Lho? Ada apa ini?" Renan yang berniat ingin memarahi Alula karena kasus anaknya itu tiba tiba merubah raut wajah kesalnya dengan ekspresi bingung juga khawatir.

Perkara soal sabotase kunci jawaban itu kabarnya sudah sampai ke telinga Renan, ia mengetahuinya sebab Pak Ginanjar memberitahunya dan juga menyertakan video tersebut sebagai bukti.

Melihat video tersebut lantas ia marah besar, Renan merasa malu dan kesal karena Alula membohonginya, dan ia kecewa sebab hal yang selalu ia bangga banggakan dari Alula ternyata hanya sebagian dari kelakuan licik putrinya itu, Renan tidak ingin percaya, namun nama Alula di sana tidak bisa membuatnya menutup mata.

"Yah, aku mohon bantu aku Yah," Alula bersimpuh di hadapan Ayahnya, gadis itu terduduk mengenaskan dengan kedua tangannya memegang sebelah kaki Ayahnya.

Gara yang melihat itu perasaanya ikut terenyuh, ia ingin membantu Alula bangun, namun posisinya sangat serba salah, ia tau tidak seharusnya masih berdiri di sana, namun hatinya mengatakan jika ia harus menemani Alula.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang