56. SELALU ADA GARA SETELAH DATANGNYA KECEWA

316 84 45
                                    

Terkadang, kecewa dan bahagia memiliki jarak yang gampang terkikis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terkadang, kecewa dan bahagia memiliki jarak yang gampang terkikis.

_Alula Almathea_

Kakinya melangkah masuk kedalam rumah, begitu berhasil melewati pintu yang menjulang tinggi, tiba tiba perasaan asing kembali menghampiri.

Renan sudah pulang kerja dari kantornya, seorang Ayah anak satu itu tengah membaca koran di sofa yang ada di depan televisi yang di biarkan menyala begitu saja, namun tidak di tonton sebab matanya fokus membaca kertas dengan banyak kata di dalamnya, sebuah sumber informasi yang bisa di baca tanpa membutuhkan internet.

Sebelum melakukan hal yang ada dalam pikirannya, pandangan Alula lebih dulu menjelajahi setiap sudut rumah, mencari Ibu tirinya yang ternyata tidak tampak dalam indra penglihatan Alula.

Alula berjalan mendekati Ayahnya, gadis itu mengendap ngendap agar Ayahnya tidak mengetahui jika dirinya sudah pulang ke rumah.

Setelah merasa cukup dekat, Alula tiba tiba melingkarkan tangannya di leher Ayahnya, sebuah tindakan yang membuat Renan terkejut hingga menjatuhkan koran yang sebelumnya ada di genggamannya.

"Astaga Alula, kamu ini ada ada aja," Ujar Ayahnya, sementara Alula mulai berjalan mengitari sofa untuk kemudian duduk di samping Renan.

"Tante Vanya mana Yah?" Tanya Alula basa basi, padahal sebenarnya gadis itu sama sekali tidak peduli bahkan mungkin ia akan sangat senang jika Ibu tirinya itu pergi.

"Ko tante lagi bilangnya?"

"Udah kebiasaan Yah, aku lebih nyaman gitu."

"Bunda Vanya lagi nginep di rumah temennya, besok temennya nikah."

"Ayah ga ikut?"

"Ayah besok ada kerjaan jadi ga bisa ikut," Alula tersenyum lebar, kemudian otaknya berputar mencari cara untuk bisa menghabiskan waktu bersama Ayahnya tanpa Vanya dan juga Luna, bagi Alula, ini adalah momen langka yang entah bisa kapan lagi ia mendapatkannya.

"Ayah mau makan di luar ga?" Renan melirik ke arah Alula, mengalihkan pandangannya dari koran kepada anaknya yang saat ini bertanya dengan binar terang di matanya.

"Boleh, nunggu Luna tapi ya?" Meskipun sedikit, perubahan itu tetap terlihat, seperti ekspresi Alula saat ini, ia tidak senang begitu mendengar nama Luna, namun mau tidak mau dirinya harus tetap mengiyakan ucapan Ayahnya.

"Aku telpon deh kalo gitu"

Alula mulai menghubungi Luna, meskipun ponselnya berdering namun Luna tidak menjawabnya, hingga pada percobaan ke lima kali, ketika Luna tetap mengabaikannya, Alula memilih untuk mengiriminya pesan.

Alula mulai menghubungi Luna, meskipun ponselnya berdering namun Luna tidak menjawabnya, hingga pada percobaan ke lima kali, ketika Luna tetap mengabaikannya, Alula memilih untuk mengiriminya pesan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now