80. KEMBALINYA YANG DI NANTI

176 19 6
                                    

Menunggu mu lebih baik daripada kehilangan sebagian hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menunggu mu lebih baik daripada kehilangan sebagian hidupku

_Heksagara Pranadipta_

Suasana tenang yang sepi dan hening adalah yang pertama Alula rasakan, gadis itu pelan pelan membuka matanya, mulai beradaptasi dengan cahaya lampu di dalam ruangan sambil merasakan sakit di kepalanya yang terasa semakin nyata.

Matanya bergerilya kesana kemari, sampai akhirnya menemukan belasan buket bunga yang terkumpul di atas nakas, bunga baby breath kesukaannya yang kali pertama di kenalkan oleh sosok seorang perempuan hebat yang menjadi alasan dirinya hadir di sini.

Tidak berhenti di situ, tatapan Alula kini jatuh pada sudut ruangan di mana ada sebuah sofa panjang dengan seseorang yang terbaring lelah di atasnya.

Pertemuan singkat antara Alula dan Bundanya membuat gadis itu menangis setelah sadarkan diri, ia merasa pertemuan itu seperti nyata meskipun setelah membuka mata ia sadar jika itu hanyalah bunga tidur sebagai bentuk rasa rindunya kepada Bundanya.

Alula meminta ikut dengan Bundanya, namun suara Renan dan Gara membuat ia kembali ke dunianya, kata Bundanya, masih banyak orang orang menunggu kembali kehadirannya, dan masih banyak orang orang yang menyayanginya, setidaknya, itu adalah alasan mengapa Alula akhirnya kembali dan kini sadarkan diri.

"Ayah," panggilnya dengan suara pelan, namun secara ajaib, Renan langsung membuka mata dan segera menghampiri putrinya.

"Alula?" Alula tersenyum sambil mengangguk pelan.

"Anak Ayah udah sadar sayang?" Alula kembali mengangguk sebagai jawaban.

"Mi_num" Ujarnya terbata, dan Renan yang mendengarnya langsung mengambil segelas air di atas nakas, kemudian membantu putrinya untuk minum.

"Sebentar, Ayah panggilin dokter dul_" Pergerakan pria anak satu itu terhenti ketika sebuah tangan kecil mencekalnya.

"Luna mana Yah?" Renan dengan pelan melepaskan cekalan tangan Alula.

"Jangan pikirin orang lain dulu, kamu harus utamakan kesehatan kamu Alula."

Tidak bisa membantah, akhirnya Alula hanya pasrah ketika seorang dokter dan beberapa perawatan datang ke ruangan untuk memeriksa keadaanya.

Pandangan Alula masih tidak beralih dari tumpukan buket bunga di atas nakas, ia menebak nebak siapa pengirimnya dan tiba tiba ia teringat dengan kekasihnya, Heksagara Pranadipta, laki laki yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk mengunjungi Alula.

Setelah dokter mengatakan jika semuanya baik baik saja dan keadaan Alula stabil, Renan baru bisa bernafas lega setelah berhari hari rasanya sangat menyesakan, memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa saja menimpa putrinya.

Melihat Ayahnya membuang nafas panjang, Alula meraih tangan Renan yang kebetulan masih berdiri di samping tempatnya berbaring.

"Alula baik baik aja Yah," Ujar anak itu tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang