37. KEKASIH HATI DAN SAHABAT SEJATI

346 98 3
                                    

Terima kasih sudah mau menjadi tempat berbagi cerita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih sudah mau menjadi tempat berbagi cerita.

_Alula Almathea_

Sebelum berdiri di depan gerbang rumahnya, Alula sudah memikirkan berbagai macam alasan agar Gara bisa menerima alibinya, gadis itu bahkan sudah berlatih banyak dialog yang akan ia ucapakan ketika bertemu dengan laki laki itu.

Namun pada akhirnya, ketika Gara sudah ada di depan mata, tiba tiba semua yang ia rencanakan hilang seolah olah tidak pernah muncul dalam pikirannya.

Gara mengerutkan keningnya begitu melihat leher Alula yang memerah.

Laki laki itu perlahan mendekat,
menyibakkan rambut Alula yang sedikit menutupinya, ia tau betul kenapa memar itu bisa ada di sana.

"Luna lagi?" Dan tidak adanya jawaban dari Alula membuat Gara semakin yakin jika gadis itulah pelakunya.

"Udah yuk berangkat sekarang," Alula mengambil helm yang ada di motor Gara kemudian memakainya dan menghindari pertanyaan dari kekasihnya itu.

Begitu melihat Alula yang menghindari pertanyaannya Gara hanya bisa membuang nafasnya pasrah, lebih tepatnya ia kecewa karena tidak bisa berbuat apa apa untuk gadis itu.

Melihat Alula yang banyak bicara, tidak membuat kekhawatiran Gara hilang begitu saja, sebab ia tau jika yang gadis itu lakukan sekarang tidak jauh dari sandiwara untuk menutupi lukanya sendiri.

Begitu sampai di parkiran sekolah Alula turun lebih dulu, di susul Gara yang tiba tiba tubuhnya limbung tidak bisa menahan berat motornya, dan karena itu tangan Alula buru buru menahan Vespa abu milik Gara agar laki laki itu tidak jatuh tertimbun motor.

"Thanks Al," Ujarnya sambil tersenyum.

Alih alih menjawab ucapan Gara, perhatian Alula justru teralihkan pada luka di tangan Gara yang baru ia sadari keberadaanya.

Dengan rasa penasaran dan khawatir yang mengendalikan dirinya, Alula menarik tangan Gara, kemudian ia memastikannya.

"Ini kenapa? jatuh?" Bukanya menjawab Gara justru malah tersenyum menunjukkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Iya tadi, tapi ga papa ko, ga sakit."

"Setiap luka pasti berbekas Gara, dan sekecil apapun juga lukanya harus di obati," Jawab Alula menyangkut banyak hal, bukan hanya luka di tangan laki laki itu saja.

"Ayo ke UKS."

Alula menggandeng tangan Gara tanpa memedulikan sekitar, bahkan ketika orang orang membicarakannya ia tetap lurus menatap jalan menuju UKS.

Belum sampai di depan pintu UKS, keduanya berhenti ketika suara seseorang menginterupsi.

"Woi Gara!"

Juan sedikit berlari untuk menghampiri temanya yang tengah bergandengan tangan di tengah koridor.

"Tunggu, ga salah liat nih gue?" Juan menatap keduanya bingung, ia masih tidak percaya dengan ucapan Gara sebelumnya, apalagi dengan yang ia lihat saat ini.

HEKSAGARA PRANADIPTA (END)Where stories live. Discover now