Lo gak bisa bedain cinta sama bego?

751 105 11
                                    


Rumah mewah dengan nuansa hitam putih terlihat elegan dari luar, tapi tidak ada yang tahu bagaimana bentukan dalamnya selain sang empunya rumah.

Athalla sendiri saja yang punya rumah bingung, mengapa penghuni rumahnya mayoritas adalah hewan.

Keluarganya memang pencinta hewan garis keras. Kakaknya saja Shasa memiliki sepuluh ekor kucing yang sewaktu-waktu akan bertambah jumlahnya.

Ibunya Karin, memiliki empat pasang kelinci dan dua pasang kura-kura. Lain lagi dengan sang ayah yang suka sekali dengan burung, beliau memiliki beberapa jenis burung yang bahkan Athalla sendiri tak tau jumlahnya. Mungkin hanya Athalla saja yang tidak suka dengan hewan.

Kalian bisa bayangkan betapa bisingnya hidup Athalla di rumah. Belum lagi satu ekor anjing penjaga rumah dan ikan-ikan koi yang berenang bebas dengan gaya.

Seperti pagi ini, ia di sambut dengan keributan dua anak kucing kakaknya.

"Athallaaaa... Kalau jalan lihat-lihat kenapa, anak kucing kakak hampir aja ke injek." Tegur Sasha.

Athalla menunduk, refleks mengangkat kaki kananya. Seekor anak kucing berwarna putih oren tengah duduk dengan wajah siaga di anak tangga yang sama.

"Makannya punya kucing jangan dibiarin bebas berkeliaran dong, ini rumah bukan kebun binatang." Sinis Athalla dengan tatapan bombastic side eye.

"Kalo gak suka, gih minggat dari rumah." Ucap Sasha, tajam.

"Gue gak rugi kehilangan Lo, adik ganteng." Shasa mencolek dagu Athalla sekilas sambil berjalan melewatinya.

Athalla melotot, ini yang dinamakan mengusir dengan gaya. Bisa-bisanya kucing lebih berharga dari adik gantenya.

Athalla tidak mengacuhkan, ia memilih untuk mengisi perutnya sebelum ke sekolah.

"Mau makan apa, Den? Tanya Mbak Narsih, asisten rumah tangga senior di rumahnya.

"Nasi goreng aja, Mbak. Maaf tolong buatin yah." Pinta Athalla.

"ATHALLA..." Teriak Sasha.

"Apa?" Sahut Athalla, malas.

"Bantuin kakak bersihin pasir pup nya Gladis dong, setengah jam lagi kakak masuk kuliah, mana belum mandi." Teriak Sasha, mengoceh.

Fyi Gladis adalah indukan kucing sang kakak yang tengah mengandung lagi.

"Ogah! Gue mau makan, jijik amat." Tolak Athalla, mentah-mentah.

***

Nara merogoh cermin kecil di sakunya, sekali lagi ia memoles bibirnya dengan lipstik.

Baru saja hendak menutup kembali lipstiknya sebuah tangan merebutnya dengan kasar dari tangan Nara. Gadis itu mengerjap beberapa kali, kaget.

"Apaan sih, ganjen banget pake lipstik segala." Omel Kinan. Ia menatap tidak suka kearah Nara.

Nara cemberut. "Bibir aku pucet, Nan, lagian pakeknya sedikit kok."

Kinan membuang lipstik Nara ke tong sampah, membuat Nara melongo.

"Kinan." Pekik Nara, segera memungut lipstiknya kembali.

Untung saja tong sampahnya masih kosong, belum ada sehelai pun sampah di sana.

Nara meratapi lipstiknya yang pecah.

"Yah, pecah." Kata Nara lemah.

Nara menatap Kinan sendu, dipegangnya lipstik itu dengan kedua tangan.

"Jahat banget sih."

Kinan memutar bola matanya malas.

"Gak usah ganjen, Ra, ngapain coba pake-pake lipstik begitu? Kaya tante-tante." Ejeknya, sangat menusuk.

Nathalla [Selesai]Место, где живут истории. Откройте их для себя