Seblak nostalgia

341 39 1
                                    

Vote komennya jangan lupa.
Jangan menjadi pembaca bayangan dong, kasihan authornya:( udah moodyan gak di support kan ngenes:(
Follow juga kalo mau, gak mau juga gpp yang penting kalian selalu menikmati cerita yang aku suguhkan:*

"

Lo kok gak bilang sih bokap lo udah balik."

Jantung Athalla masih berdetak sangat hebat, padahal mereka sudah beberapa puluh meter dari rumah Nara.

Ayah Nara memang tidak serem, namun wajah santainya sukses membuat Athalla kelimpungan sendiri. Apa lagi sorot tenangnya, seolah mengisyaratkan teka-teki disana. Athalla jadi takut sendiri, apa lagi tadi adalah pertemuan pertama keduanya. Jangan sampai Athalla meninggalkan kesan buruk, bisa berabe, tidak akan bisa pria itu mendekati anak gadis semata wayangnya nanti.

"Gue aja gak tau ayah pulang," sahut Nara yang berada di boncengan.

"Gue takut deh, nanti kalo ayah lo gak suka sama gue gimana?" Athalla mulai cemas.

"Gak bakal suka sih, kan ayah sukanya cuma sama Mama." Jawab Nara dengan nada polosnya.

Athalla mendelik, "Pinter juga, lo."

Beberapa Minggu jauh dari Athalla membuat Nara sangat merindukan segala hal tentang pria itu.

Sepanjang perjalanan Nara hanya memperhatikan Athalla yang mengoceh tanpa henti dari spion di depannya. Senyum Nara mengembang begitu saja, tidak percaya akhirnya ia bisa kembali melihat Athalla dengan tawa renyahnya.

Tangan Nara sengaja ia simpan di pahanya, tidak mungkin kan jika melingkarkan di pinggang Athalla. Nara tidak seberani itu, lagi pula mereka hanya teman.

"Ra," panggil Athalla.

"Hm," Nara hanya membalas seadanya, pandangannya masih fokus pada pepohonan dan bangunan pinggir jalan.

Nara tersentak, matanya membulat kaget. Tindakan Athalla yang tiba-tiba membuat Nara membeku untuk waktu yang cukup lama.

Athalla menarik lengan Nara satu persatu kedepan, melingkarkan di pinggangnya.

"Gapapa kan?" Tanya Athalla. Ia masih menggenggam lengan Nara yang melingkar di perutnya. Mengelusnya lembut di sana.

"A-- hm, i-iya, gapapa." Jawab Nara gugup.

Athalla tersenyum. Sengaja memperlambat laju motornya agar menghabiskan banyak waktu berdua dalam posisi yang sangat membuat jantung Nara tidak normal. Berdetak hebat dengan debaran aneh yang menjalar cepat ke seluruh tubuh.

***

Rumah Fenly mungkin sudah menjadi markas ke tiga anak The Black'boys setelah ruang musik sekolah dan kamar Athalla.

Rumah besar dengan interior serba mewah dengan kolam renang di tengah ruangan dan beberapa pilar besar menjadikan tampilannya bak istana Disney.

Nara jadi bingung sendiri bagaimana cara nyapu dan ngepelnya.

"Fenly punya berapa puluh pembantu, Tha?" Tanya Nara saat baru saja menginjakan kaki di ruang tamu depan.

"Nanti lo tanya aja sama Maminya Fenly kalau mau ngelamar jadi pembantu disini." Ucapan Athalla membuat Nara melirik tajam ke arahnya.

Mata Nara tak berhenti mengerjap takjub, kali pertama berkunjung ke rumah semewah ini membuatnya jadi minder sendiri. Bahkan tampilan Nara yang seperti ini saja malah telihat seperti babu, apa lagi jika dirinya hanya memakai baju rumahan, terlihat sangat gembel pasti.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now