Bagian empat belas||Ice cream

482 69 2
                                    


Nara menutup kupingnya rapat-rapat karna suara musik yang begitu menusuk, Athalla mencoba melindungi Nara dari kerumunan rusuh para fans dari penyanyi yang sedang tampil itu, namun--

"Bruk--"

Hidung Nara terkena sikutan pria berambut panjang kaku yang berdiri di sampingnya, pria itu hanya menatap Nara sebentar tanpa rasa bersalah lalu kembali meloncat-loncat mengikuti alunan musik punk yang menusuk kuping.

Nara refleks langsung memegangi hidupnya yang nyeri dan perih, kejadian itu membuat Athalla panik bukan main.

"Ra, berdarah," Athalla melongo, wajahnya sangat ketara jika ia sangat panik.

Nara menyentuh bawah hidungnya, darah segar kemerahan keluar dari sana. Athalla segera membawa Nara keluar dari kerumunan sambil terus melindunginya dengan memeluk dari belakang.

Desakan orang yang melompat ke sana kemari tak tentu arah, membuat Athalla kesusahan melewati mereka. Selalu seperti ini, jika sudah ada punk pasti petugas keamanan kalah telah dengan penonton yang membeludak.

Athalla mencari tempat sepi untuk mengistirahatkan Nara dan mengobati hidungnya yang luka. Ia memberikan tisu yang sempat ia beli dan satu botol air mineral kepada Nara.

Nara mengelap darah di bawah hidungnya, menyumbatnya dengan tisu agar tidak ada lagi yang keluar.

"Sakit, Ra?" Tanya Athalla, menatap ngeri.

"Lumayan," sahut Nara.

Athalla menatap tidak tega ke arah Nara, coba saja ia riset terlebih dahulu siapa saja bintang tamu di acara tersebut pasti tidak akan seperti ini kejadiannya.

"Liat, Ra," Athalla menangkap dagu Nara, mengangkat wajahnya untuk mengintip lubang hidung gadis itu.

"Lo mau liat mimisannya atau bulu hidung gue sih?" Tanya Nara, sebal.

"Upilnya," sahut Athalla asal.

"Tuh liat, di samping kiri upil lo numpuk banget ih, jijik."

Nara menepis tangan Athalla dari dagunya. "Enak aja, orang udah gue bersihin.

Nara mengambil selembar tisu untuk membersihkan hidungnya kembali. "Tuh kan, gak ada." Kata Nara memamerkan tisu bekas ngupilnya ke Athalla yang masih bersih.

Athalla mengernyit jijik. "Jorok lo, jadi cewek." Nara hanya tertawa.

"Eh lo tau gak, anak kecil pinggir jalan yang viral di sosmad?" Tanya Nara random, tiba-tiba saja ia ingat anak kecil itu.

Athalla mengangkat bahunya sebagai isyarat bahwa ia tidak tahu. Lagi pula ia tak seaktif itu bermedia sosial.

"Itu lho, yang dia ngupil terus di jilat." Jelas Nara membuat Athalla menyorotinya tajam.

"Bener gak sih, kalo upil itu asin?"

Athalla menghembuskan nafas kasar, "Katanya sih iya, tapi gue gak tau."

Nara memasukan jarinya kedalam hidung, mencari sisa-sisa kotoran yang menempel di sana lalu menyodorkannya kepada Athalla.

"Coba review, gue gak percaya kalo bukan lo yang cobain sendiri." Titahnya dengan tak berdosa.

"Nara jijik!" Pekik Athalla, dengan sigap menjauhkan tubuhnya dari gadis itu.

"Lo jadi cewek jorok amat sih." Maki Athalla.

Nara tertawa puas, lalu menempelkan telunjuknya di lengan Athalla yang sukses membuat pria itu histeri.

"Nara!"

"Gak lucu." Athalla melotot. "Cuci-cuci." Athalla membukakan botol minum di sampingnya, menuangkan ke lengan Nara.

***

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now