Jaka dan sarung

319 36 1
                                    

Setelah berputar beberapa jam di jalanan tanpa tujuan, hujan yang tadi mulai reda sekarang malah kembali turun lebih deras, pandangan Athalla dan Nara sangat sempit sekarang, mobil mereka bahkan melaju sangat lambat menelusuri jalan.

Nara menyipitkan mata untuk memperjelas pandangan. Beberapa meter ia melihat seseorang tengah terduduk di pinggir jalan menyandarkan punggung di badan jembatan sembari memeluk lututnya di tengah derasnya hujan.

"Eh, itu--" tujuk Nara.

Athalla mengikuti arah tangan Nara, pria itu menghentikan mobil tak jauh dari depan orang itu.

Athalla turun dari mobil, diikuti oleh Nara.

"Mbak," Athalla sudah jongkok di depan orang itu yang ternyata perempuan.

Tak ada suhutan, yang ada hanya getaran kecil di bahunya. Athalla menyentuh pundak wanita itu.

"Mbak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Athalla lagi sedikit berteriak karna suara hujan yang mendominasi.

Kali ini Nara juga ikut jongkok dan mengelus lembut bahunya. "Kami bukan orang jahat, mbak," kata Nara.

Perlahan wanita itu mulai mengangkat kepalanya, sebuah wajah pucat dengan bibir yang sudah membiru dan lingkaran hitam di bawah matanya membuat terkejut Athalla dan Nara bahkan wanita itu juga.

"Beby," pekik Athalla.

Athalla langsung membantu Beby berdiri, karna terlalu lemah dan tidak memungkinkan untuk bisa berjalan, Athalla menggendong Beby membawa gadis itu masuk kedalam mobil.

Nara mengikuti dari belakang.

Nara masih berdiri di luar mobil, memperhatikan dengan iba keadaan Beby.

Athalla sudah mendudukan Beby di jok belakang.

"Ra, lo bisa bawa mobilkan?" Tanya Athalla.

Nara mengangguk.

"Lo yang bawa yah, kerumah sakit terdekat." Komando Athalla.

Nara masuk ke kursi pengemudi, mulai menyalakan mesin mobil dan melajukannya.

Dari kaca ia dapat melihat jelas Athalla memakaikan bajunya ke tubuh Beby yang kedinginan dan basah kuyup. Bahkan tanpa segan pria itu memeluk erat Beby, menyalurkan kehangatan kepada gadis itu.

Nara tak bisa lagi berkata-kata, ia hanya menatap nanar ke depan dengan perasaan yang sulit di terjemahkan. Ia bahkan berkali-kali mengembuskan napas pelan melalui mulut.

"Ra, bisa lebih cepat?"

Nara mengangguk, ia menaikan sedikit kecepatan mobilnya.

Rumah sakit Sehat Sentosa tidak begitu ramai, Athalla keluar dari mobil sembari menggendong tubuh Beby.

Jangan tanya Nara, ia masih diam di balik kemudi, menatap punggung Athalla yang semakin menjauh.

***

Athalla mundar-mandir di depan pintu UGD dengan hati yang tak tenang, mungkin rasa cemas yang lebih banyak ia rasakan.

Nara mengusut wajahnya yang basah, ia menghampiri Athalla, berdiri di samping pria itu.

"Be-- Beby, gimana?" Tanya Nara.

Athalla hanya menggeleng.

Sekali lagi Nara hanya membuang napas pelan melalui mulutnya, gadis itu duduk di bangku tunggu, menyandarkan punggungnya, ia menggigit jarinya pelan untuk menetralkan perasaan.

"Ra," panggil Athalla, ia berdiri di hadapan Nara.

Nara mengangkat kepalanya, menatap Athalla.

"Lo pulang yah, udah malem, gue takut mama lo nungguin." Kata Athalla.

Nathalla [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang