Maaf

357 41 1
                                    


Nara tahu di ambang pintu Athalla sedang berdiri memandangnya, tapi ia hanya diam dengan sesekali mencuri pandang melalui ekor matanya.

Beberapa menit Athalla hanya diam di sana, Nara akhirnya mendongkakkan pandangan melirik ke arah Athalla, sayangnya pria itu langsung berjalan menuju tempatnya.

Ingin rasanya menyapa bahkan memeluk pria itu dengan erat. Bohong jika Nara tidak rindu. Ia bahkan sangat rindu.

"ATHALLA--"

Jane yang baru masuk kelas segera berlari ke arah Athalla yang berdiri di depan mejanya. Jane menghamburkan pelukan ke pria itu, mendekap erat tubuh Athalla.

Nara hanya diam di bangkunya, memperhatikan setiap gerak mereka.

"Lo udah baikkan? Kangen banget gue adu bacot sama lo," Jane terkekeh Athalla hanya merespon dengan senyuman.

Mata Athalla menangkap basah dirinya yang tengah memperhatikan mereka, Nara segera memalingkan wajah.

Sepanjang pelajaran berlangsung, Nara tak bisa menahan diri untuk tidak mencuri pandang pada Athalla. Pria itu terlihat sangat fokus mendengarkan dan mencatat materi yang di jelaskan di depan.

Nara menghela napas berat dan mengembuskannya. Tidak enak juga diam-diaman begini.

***

Jam istirahat Nara langsung bergegas menuju ruang musik untuk latihan bersama D'Black Boys.

Tangan Nara mendorong pintu kaca ruangan dari luar. Pintu terbuka, empat orang pria tengah duduk santai di sana. Nara hanya diam di ambang pintu, bingung apakah harus masuk atau tidak.

Pandangan Nara tak sengaja menabrak pandangan Athalla yang menoleh ke arah pintu. Athalla hanya diam dengan wajah dingin, tidak tersenyum sama sekali padahal Nara melempar senyum semanis mungkin pada pria itu. Ok, ini memang salah Nara.

Athalla duduk di sofa coklat panjang, menumpang kan kaki kanannya di atas kaki kiri. Sibuk memainkan handphone.

Nara mengembuskan napas lemah.

"Ra, masuk," ucap Jaka sembari tersenyum.

Nara mengangguk.

Jaka menggeser duduknya, mempersilakan Nara untuk duduk di sampingnya.

"Gak istirahat dulu?" Tanya Jaka.

"Enggak deh, latihan dulu aja."

"Ya udah yuk mulai aja, gue takut kehabisan siomay Pakle." Wawan langsung berdiri, berjalan menuju posisinya di belakang keyboard.

"Coba aja lo gak drama koma-komaan, pasti D'Black Boys formasi lengkap," kata Wawan.

Athalla melempar botol kosong ke arah Wawan, pria gempal itu berhasil menghindar.

"Mata, lo. Dikira gue mau apa koma?! Mana gak di jengukin temen yang katanya sayang."

Dek.

Ucapan Athalla tadi terdengar seperti sindiran halus untuk Nara. Nara hanya diam membatin.

'Sesering apa pun gue ke sana dia mana tau.'

"Yuk ah, latihan." Ajak Jaka, memecahkan keheningan yang terjadi beberapa saat itu.

Sepanjang latihan Nara jadi kikuk sendiri, apa lagi Athalla yang terlihat sibuk dengan handphonenya itu ketahuan beberapa kali mencuri pandang. Yah, memang sofa itu terletak di depannya.

***

Jaka meletakan stik drum nya, berjalan keluar meninggalkan keempat temannya yang masih sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now