Maskeran bareng.

489 58 2
                                    


Lalu-lalang kendaraan yang saling salip menyalip, di kejar waktu dan keinginan untuk cepat sampai ke rumah, beberapa di antaranya memakai seragam pegawai. Sore hari memang waktu ramainya jalan.

Di temani langit yang mulai jingga Nara, Athalla, Jane dan Fenly menyambangi warung tenda pinggir jalan untuk mengisi perut yang berdering seolah memberi isyarat untuk segera di isi.

Sepulang dari latihan tadi, mereka berempat memang sengaja berpisah dengan Jaka dan Wawan, ingin menikmati waktu sembari bercerita singkat dan sesekali doble date.

"Anak ganteng jadi kepo, kok bisa monster kaya Jane di taklukan sama manusia bar-bar kaya lo, Fen?" Tanya Athalla, melipat tangannya di meja, menatap Fenly dengan sorot penasaran.

"Kenapa gak bisa?" Fenly mengangkat satu alisnya.

"Kan gue punya mantra cinta." Jawab Fenly, mengangkat ujung bibirnya, tersenyum dengan sombong.

"Gue kira yang punya mantra cinta cuma Rizky Febian doang." Sahut Nara, menimpali.

"Dia menang di vocer Netflix sih, gimana gak meleleh hati gue." Canda Jane.

"Duh, harga diri lo bisa di bayar perbulan dong?" Ucap Athalla dengan nada meledek yang langsung di sambut tatapan tajam dari Jane.

Mereka menikmati aneka seafood di atas meja sembari berbincang kecil tentang segala hal, terutama sekolah dan peraturannya yang semakin nyeleneh. Tidak boleh membawa kendaraan roda dua dengan ban tipis padahal itu sedang tren dan yang paling aneh adalah tidak boleh pacaran sekelas. Athalla yakin yang terakhir itu usulan dari si Kinan Bangs*t.

Perlahan warna jingga di langit berubah menggelap juga makanan di depan mereka sudah habis tak tersisa.

"Gue yang bayar, yah." ucap Athalla bangkit dari duduknya.

"Eh, enggak-enggak," Fenly menahan, membuat Athalla kembali duduk.

"Gua aja yang bayar." Fenly mengeluarkan dompetnya dari saku celana.

"Gue aja, Fenly," kata Athalla tak mau mengalah.

"Gue aja, Athalla, gua ada duit kok."

"Gue aja."

"Gue aja."

Athalla dan Fenly berdebat kecil, meributkan perkara bayar yang seharusnya bisa patungan.

Athalla dan Fenly menatap Jane dan Nara yang tengah anteng meleguk es teh mereka, meminta pendapat siapa yang akan membayar, Jane yang merasa di tatap secepat mungkin mengangkat tangan matanya terbuka lebar.

"Gak mungkin gue kan yang bayar?" Ucap Jane dengan kedua tangan yang ia angkat setinggi kepala.

"Apa lagi gue," Nara menaruh kembali gelas ke meja, ikut menimpali.

"Ya udah elu eja yang bayar, Fen," ucap Athalla, mengalah.

"Gak usah, elu aja deh," kata Fenly tak enak.

"Gak us--" ucapan Athalla terhenti setelah mendapati sorotan tajam dari Jane yang juga mengangkat gelasnya tinggi-tinggi.

"Gue guyur kalian berdua mau! Tinggal patungan aja susah amat sih, masa gue sama Nara yang bayar." Ucap Jane jengah.

***

Athalla memarkirkan motornya, melepas helm dan menaruhnya di spion.

Nara merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena angin, berdiri di samping motor Athalla.

"Gue antar sampai dalam?" Tawar Athalla.

Belum sempat Nara menjawab Reni keluar dari dalam rumah dengan koper kecil di tangannya, ia menghampiri Nara dan Athalla yang berdiri di luar gerbang.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now