Hari itu

323 41 8
                                    

Vote dan komentarnya aku tunggu banget lho, temen-temen:)

Malam itu, tepatnya 3 bulan yang lalu saat udara malam sedang dingin-dinginnya karena hujan baru saja turun membasahi bumi.

Beby dengan terpaksa harus keluar kamar mengambil makanan untuk menemaninya menonton drama korea yang sedang hits saat itu.

Menarik pintu kulkas, pandangannya naik turun mencari apapun yang dapat dimakan dan di bawanya ke kamar, tapi sayangnya tidak ada satu pun makanan di dalam kulkas. Mau tidak mau Beby harus keluar dan membelinya.

Beby menyambar hoodie yang tergantung di balik pintu, mengambil tas kecil di atas meja sebelum akhirnya melangkah pergi keluar.

Dari rak ke rak, Beby memasukan beberapa makanan ringan kedalam keranjang, kakinya mengayun ke arah kulkas yang berjejer, mengambil dua botol air jeruk lalu menuju kasir.

***

Kresek putih sudah di tangan, Beby mendorong pintu minimarket yang langsung di sambut udara dingin malam yang menusuk kulit juga bau tanah yang khas.

Jalanan cukup sepi, manusia-manusia lebih memilih berdiam diri di dalam rumah untuk mencari kehangatan, sepertinya.

Beby berjalan menuju pangkalan ojek yang cukup jauh dari minimarket. Sial memang, mengapa ia tidak minta di antar sopir pribadi keluarganya saja.

"Ah, shit!" Gumam Beby.

Dia kira, preman itu hanya ada di televisi saja atau bahkan adegan dalam novel, sialnya ternyata sekarang dua preman berbadan besar itu benar-benar ada di hadapan Beby, berjalan garang ke arahnya.

Beby hanya menelan ludah dengan susah payah, berjalan mundur dengan tatapan ketakutan yang tak bisa lepas dari dua preman itu.

Mungkin jika preman itu hanya menggoda atau meminta barang berharga Beby dengan baik, gadis itu akan senang hati memberikannya, sayangnya dua preman itu malah menyodorkan benda tajam ke hadapan Beby.

"Ah, sial. Dia mabuk." Gumam Beby sangat pelan.

"Woy," pekik lantang preman dengan tato memenuhi lengan itu.

"Dua juta, cepetan keluarin," imbuh preman satunya, dengan terus berjalan mendekat. Benda tajam itu tak lepas dari lengannya, mengarah kedepan, tepatnya kepada Beby.

"Lah, minta dua juta berasa minta seribu. Kerja, gila." Ucap Beby.

Preman itu saling tatap beberapa saat, lalu kembali menatap Beby dengan lebih tajam.

"Berani, lo?"

"Ya enggak lah, bisa mati gue kalo berani sama lo."
Beby terus melangkah mundur, memberi jarak antara dia dan dua preman itu.

Beby celingak-celinguk ke kiri dan kanan, berharap ada orang yang melintas di jalan itu untuk meminta pertolongan.

"Aaa--" pekik Beby lantang dengan terkejut.

Preman bertato itu berhasil menggengam lengan Beby dengan sangat keras.

Beby mencoba memberontak, sialnya tenaga preman itu 5kali lebih kuat darinya.

"Lepas."

"Dua juta dulu, atau lo gue ambil organnya." Ucap preman yang menyodorkan benda tajam dengan nada yang tak beraturan karna efek mabuk.

"Dua ratus rebu mau?" Tawar Beby.

Kedua preman itu tertawa dengan nada meledek.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now