Jangan berulah!

328 35 8
                                    

Nara diantar Jane pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli makan siang.

Tatapan Nara begitu kosong setelah mengunjungi Athalla tadi.

Sekarang rasa marahnya seolah tersisih dan berganti dengan penyesalan. Tapi di sisi lainnya, Nara masih belum bisa menerima kenyataan bahwa pria itu menghamili gadis saingannya.

Argh!! Nara sangat pening sekarang, denyutan di kepalanya malah bertambah hebat.

Jane menyenggol lengan Nara yang sedari tadi hanya diam dengan pikirannya sendiri.

"Lo denger gue ngomong ga sih?" Ucap Jane kesal, sedari tadi mengoceh ternyata tidak di acuhkan oleh gadis itu.

Nara menoleh ke sampingnya dengan malas.

"Gue denger."

"Apa?"

"Ya-- denger aja," sahut Nara malas, sebenarnya ia menang tak mendengar sama sekali ucapan Jane, mungkin karna terlalu larut dengan pikirannya.

Jane berdecak kecil.

"Gue tau, lo kepikiran Athalla kan?" Tebak Jane, tepat sasaran.

"Gue juga tau, lo masih belum percaya kalo Athalla sebejat itu?"

Jane mengambil jus di depannya, mengaduknya sebentar.

"Gue juga gak percaya, Ra, makanya gue sama yang lain lagi cari bukti siapa pelaku sebenarnya."

Nara menatap Jane penuh harap.

"Beneran kan bukan Athalla pelakunya?"

Jane menggeleng, "Gue gak tau, tapi semoga aja bukan."

Nara menarik napasnya berat.

"Gue marah banget sama Athalla," Nara kembali menatap kosong ke depan.

"Tapi gue kayanya jahat banget yah, sampe buat Athalla kecelakaan kaya gitu."

Jane menaruh tangannya di atas tangan Nara, mengelus lembut untuk menenangkan.

"Bukan salah lo, emang udah jalannya aja harus kaya gini."

"Tapi coba aja gue mau dengerin dia, masalah bener atau tidaknya ucapan Beby juga gue gak akan bisa apa-apa kan."

Belum sempat Nara melanjutkan ucapannya, seorang pelayan datang menaruh makanan dalam plastik putih di atas meja.

"Permisi Mbak, pesanannya."

Jane bangkit, mengambil lembaran uang dalam tas kecilnya, memberikan pada pelayan.

"Terima kasih, Mbak."

Jane hanya mengangguk sebagai respon sebelum pelayan itu pergi.

***

Nara memaksakan senyumnya untuk mengembang saat bertemu dengan Shasa di dalam ruangan Athalla. Ia merapikan rambutnya dan mengusap wajahnya agar tidak ada sisa air mata di sana sebelum membuka pintu ruangan.

"Kak,"

Shasa yang tengah memperhatikan wajah adiknya sambil menyentuh-sentuh pipi Athalla itu menoleh.

"Eh," Shasa membenarkan posisi duduknya ke arah Nara dan Jane.

Nara mendekati Shasa.

"Makan dulu yuk," ajak Nara.

Shasa mengangguk kecil.

"Kita makan sama-sama."

Wawan yang biasanya sangat lahap, kali ini tidak berselera, mengunyah saja sangat malas sepertinya.

Nathalla [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang