Spesial Anniversary part 1

114 11 1
                                    

Rasanya baru saja beberapa menit mata Athalla terpejam seseorang sudah mengganggu tidurnya dengan mengetuk heboh pintu apartemen miliknya. Membuat Athalla mau tak mau harus turun dari kasur dan berjalan dengan mata setengah terpejam.

"Gawat, gawat banget Athalla. Ini gawat." Nara berteriak heboh, berdiri di depan pintu dengan wajah paniknya.

Athalla hanya menunggu kalimat selanjutnya sambil mengucek mata untuk menghilangkan kantuk.

"Boba depan kampus naik seribu, masa." Nara menurunkan bibir bawahnya. Ini adalah masalah terbesar dalam hidup Nara.

Athalla menguap beberapa saat sebelum mengerutuki sang pacar.

"Sayang--- aku baru aja merem beberapa menit lho ini habis kerjain tugas. Kamu dateng-dateng ganggu tidur aku, kirain ada masalah besar kaya Titan ngancurin gedung DPR taunya cuma perkara Boba depan kampus naik seribu. Sumpah gak penting banget." Oceh Athalla panjang lebar. Ia menghela napas cukup panjang. Satu tahun bersama Nara memang sangat menguji kesabarannya. Untung saja Athalla bucin.

Nara melotot tidak suka kearah Athalla, bisa-bisanya pewaris tahta Erwinata ini menyepelekan uang seribu, padahal satu milyar saja tidak akan menjadi satu milyar jika kurang seribu.

"Heh, orang kaya!" Nara yang gemas menoyor jidat Athalla. "Seribu buat anak kost kaya aku itu amat sangat berharga tau gak. Itu bisa beli bubur sachet tau, buat ganjel perut beberapa jam."

(Wkwk kalian tau kan buryam yang di warung-warung itu? Yang harganya seribu dan bumbunya di belakang kemasan. Nah itu yang di maksud yah:v)

"Tapi cuma seribu lho seribu. Aku bahkan masih bisa beliin kamu Boba meskipun harganya naik seratus ribu."

Nara berdecak sebal. Salah memang jika bicara uang di hadapan Athalla.

Athalla membalikan badannya, berniat untuk masuk kembali ke kamar dan melanjutkan tidurnya. Sumpah Athalla hanya butuh waktu dua jam saja untuk tidur, mengapa sesulit itu. Seharian kemarin ia sibuk dengan kuliah dan organisasi, malamnya ia melek sampai jam 6 pagi untuk mengerjakan tugas dadakan dari dosennya. Dan dengan sayap kupu-kupu Mimi peri, Nara datang dan mengganggu tidur Athalla yang baru saja setengah jam itu. Sudah tahu kan artinya sekarang jam berapa? Jam 7 pagi.

"Mau kemana sayang, aku belum di suru masuk lho ini."

Athalla menghentikan langkahnya dan berbalik menatap pacar kesayangannya dengan wajah bantalnya itu.

"Tidur sayangku yang cantik,"

Nara menggelengkan kepala. "Ini Minggu lho sayang, gak ada semangat-semangatnya banget. Inget kan Minggu itu waktunya apa?"

Athalla mengusap wajahnya frustrasi. Ia berjalan meninggalkan Nara yang masih mencabikan wajah kesal. Merebahkan badan di sofa.

"Athalla!" Nara mengikuti langkah Athalla setelah menutup pintu.

"Athalla, bangun ih." Nara menggoyangkan tangan kekar Athalla.

Bukannya bangun, Athalla malah menarik tubuh Nara agar terduduk di sofa lalu menaruh kepalanya di paha Nara yang ia jadikan bantal.

"Dua jam aja sayang, habis itu kita jalan. Kamu tega liat aku semaput karna kecapean,"

"Terus aku ngapain disini? Nungguin kamu tidur? Kurang kerjaan banget." Gerutu Nara.

"Terserah. Yang penting aku tidur." Gumamnya dengan mata terpejam.

Nara bangkit dari duduknya, menaruh kepala Athalla di atas bantal sofa sebagai ganti.

"Kemana?" Mata Athalla masih setia terpejam.

"Ya kemana kek, gak mungkin kan paha aku jadi bantal kamu dua jam. Bisa-bisa mati rasa nanti kesemutan."

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now