persidangan

352 39 0
                                    


Besok persidangan Nara akan di gelar, Athalla malah sudah panik duluan.

Padahal ia sudah mendapatkan bukti kuat untuk di buka saat persidangan, tapi sialnya itu sama sekali tak dapat membuatnya tidur dengan nyenyak.

Mungkin ini juga yang di rasakan Nara saat ini, gadis itu juga pasti tidak akan bisa tidur.

"Duh," Athalla mengusap wajahnya. Ia bangun dan duduk di tepi ranjang.

Athalla mengambil handphone di atas nakas, jam di layar telah menunjukan pukul 02:00. Ia menghidupkan data internet lalu memencet aplikasi berwarna hijau.

Terlihat tanda hijau di profil Nara, tanda gadis itu juga masih terjaga. Athalla segera menghubungi Nara untuk sekadar bertanya keadaannya.

Ainara🧸

Belum tidur, Ra?

Belum
Gue masih kepikiran besok

Santai aja udah, semua akan berjalan dengan lancar pasti

Iya, sangat lancar. Tapi hasilnya kan gak tau


Positif thinking kek sekali2

Iya-iya

Udah tidur, Ra, biar besok fresh

Hm, baik lah🤷🏻‍♀️

Plis yah, Lo bukan Shabira Lala, gak usah sok imut

Wkwk

Mimpi indah, Ainara:)

****

Pukul 10:00 semua memasuki ruang persidangan yang di laksanakan terbuka itu.

Beberapa saksi dan rekan-rekan dari pihak keluarga Beby dan juga Nara yang kepo ikut menduduki bangku di dalam ruang persidangan.

Athalla dan yang lainnya juga hadir, mereka bersama pak Joy selaku kepala sekolah yang akan memberi kesaksian duduk di barisan ke dua.

Tak hanya pak Joy, Bu Narti pedagang di kantin dan Abah Imron petugas sapu sekolah juga datang untuk memberi kesaksian versi mereka.

Yah, mereka bertiga yang melihat gelagat aneh saat sebelum kejadian. Terutama Bu Narti yang saat itu di hampiri Beby untuk membeli beberapa jenis obat warung dan minuman botol.

Sebelum memasuki ruangan, Athalla dan keempat temannya itu menghampiri Nara yang tengah berbincang dengan kuasa hukumnya.

"Semua akan baik-baik saja. Adek gak perlu cemas, cukup jawab semua pertanyaan secara jujur seperti kemarin." Pengacara berkumis tebal itu mencoba menenangkan Nara.

"Pak," Athalla memberikan flashdisk.

"Ini kayanya bisa membantah segala tuduhan,"

Pengacara itu mengambil flashdisk dari tangan Athalla dan memasukkannya kedalam saku jas.

"Terima kasih atas bantuannya adik-adik. Nara beruntung sekali punya teman baik seperti kalian."

Mereka hanya tersenyum sebagai respon. Ayah Nara mengajak sang pengacara berbincang dan meninggalkan anaknya. Begitu juga dengan Reni, mamanya Nara itu memberi waktu untuk sang anak bertemu dengan teman-temannya

Jane langsung menghamburkan pelukan kepada Nara, hingga Nara yang tak siap akan serangan tiba-tiba Jane, hampir saja terjungkal ke belakang.

Jane mendekap Nara dengan sangat erat. Ia sebenarnya berusaha untuk tidak menangis, sialnya air mata gadis itu tidak bisa di ajak kompromi, malah mengalir dengan deras hingga membasahi pundak Nara.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now