Mama pulang.

415 45 0
                                    


Perut Nara sangat keram dan nyeri, rasanya seperti tercabik-cabik dari dalam. Punggung bawahnya juga pegal dan panas. Tenaganya seolah terkuras habis, mungkin karna menahan sakit dan guling-guling di kasur membuat tubuhnya melemas.

Kenikmatan yang Tuhan berikan khusus untuk kaum perempuan ini emang rasanya sangat luar biasa, Nara jadi heran kenapa pria selalu menganggap wanita lemah, sedangkan mereka tidak pernah tau bagaimana rasanya kesakitan tiap bulan. Dan mereka masih saja bilang wanita lemah.

Posisi bagaimana pun tak bisa mengurangi rasa sakit, jika menemukan posisi nyaman pun hanya bertahan beberapa saat, sakitnya kembali datang dan harus mencari posisi nyaman lagi.

Seperti saat ini, Nara bersujud di atas kasur dengan tangan terus memegang perut.

"Gofood--" teriak lantang di depan rumah.

Nara berdecak sebal, bisa-bisanya dalam kondisi seperti ini Abang gofood dateng.

"Mama, ada gofood di luar." teriak Nara.

"Ah, lupa." Nara baru ingat jika sang Mama masih diluar kota, menemani papanya.

"Jane, lo pesan gofood? Ambil sana, Abang gofood udah teriak-teriak."

Tak ada sahutan, Nara meraih telepon genggam di sampingnya, mencari kontak Jane, menghubunginya.

"Lo dimana?" Tanya Nara saat panggilan tersambung.

Nara menutup teleponnya saat Jane menjawab 'Di luar.' mau tak mau, ia sendiri yang harus kedepan untuk menghampiri Abang gofood.

Nara berjalan dengan lemas menghampiri Abang gofood di depan gerbang, jangan tanya bagaimana penampilan Nara saat ini, sangat tidak karuan. Beberapa helai rambutnya bahkan sudah terbebas dari ikatan.

"Siapa yang pesen makanan, Bang?" Tanya Nara pada Abang gofood.

"Atas nama Athalla untuk Ainara, Mbaknya benar Ainara?" Tanya Abang gofood.

Nara mengangguk lemas.

"Ini Mbak, ada titipan dari Mas Athalla." Abang gofood memberikan dua bungkus plastik kepada Nara yang langsung di terimanya.

"Makasih yah, Bang." ucap Nara.

"Iya Mbak, tapi ini juga ada pesen dari Mas Athallanya." Kata Abang gofood, sebelum Nara berbalik untuk masuk kembali kedalam rumah.

"Apa?"

"Katanya, Ainara Dhevania yang cantik gak ada tanding, jangan minum es dulu, yah." Abang gofood itu mulai membacakan pesan dari Athalla lewat chat pribadinya.

"Kirantinya di minum, kalo masih sakit minum air hangat aja."

"Makannya di habiskan, biar gak lemes."

Nara tersenyum tipis, ada-ada saja Athalla ini, padahal pria itu bisa langsung menghubunginya.

"Ini terakhir Mbak," kata Abang gofood.

"Katanya, kalo kangen bilang aja jangan ragu, Athalla yang tampan akan meluncur secepat kilat."

Nara terkekeh. "Ada lagi, Bang?"

"Udah Mbak, gak ada. Cepet sembuh yah, Mbak." Ucap Abang gofood sebelum pergi.

Nara tersenyum, mungkin hanya Athalla yang absrudnya kelewatan tapi selalu berhasil membuat Nara terkesan.

Nara membalikan badan, berjalan sembari mencek isi plastik tersebut, namun lagi, langkahnya kembali terhenti setelah mendengar pagar besinya diketuk, Nara berbalik.

Athalla berdiri di luar gerbang tersenyum lebar dengan kunci motor yang terus ia ketukan pada pagar besi rumahnya.

Athalla mengangkat plastik putih setinggi kepala setelah Nara berjalan mendekat.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now