Extra part 4

579 38 0
                                    

Rooftop kopi shop langganan Nara menjadi tempat nongkrong keduanya sekarang. Entah karna terlalu percaya atau mamang sudah kena sogok, mereka percaya saja kepada Nara dan Athalla. Memberikan ruang kebebasan pada dua manusia itu untuk menikmati langit malam sampai toko mereka tutup.

"Athalla, kok gue cape yah naik tangga, apa tulang-tulang gue mulai keropos?" Nara menghentikan langkahnya, membungkuk sebentar untuk menetralkan napas yang memburu. Padahal mereka baru naik satu lantai masih ada dua lantai lagi untuk sampai atas sana.

"Mau di gendong?" Tawar Athalla.

Nara menggeleng, "Gue berat, takut Lo encok." Nara menghirup napas sebanyak mungkin sebelum melanjutkan langkahnya.

"Ra," panggil Athalla.

"Hm," Nara hanya membalas seadanya, tanpa menoleh.

"Kita kan udah pacaran, panggilnya yang romantis kek. Jangan gue elo terus," Athalla memajukan bibirnya, merajuk.

"Oh iya, lupa, ayang." Cengir Nara.

"Kita harus punya panggilan sayang gak sih? Yang gak manggil pake nama itu dapet hukuman, gimana?"

"Ish, kenapa sekarang kamu yang alay sih. Dulu aja ngehina-hina aku sama Kinan," protes Nara.

"Harusnya aku yang protes, dulu pas sama Kinan kamu sweet banget giliran sama aku gak tuh,"

Nara menghentikan langkahnya, berbalik menatap Athalla yang sudah cemberut. Wajah Athalla sangat lucu, telinganya memerah akibat gejolak cemburu yang muncul tiba-tiba itu. Aneh memang.

Nara tersenyum, mencubit pipi Athalla gemas.

"Kamu kok kaya anak SD pacaran sih, aneh banget ngambeknya,"

"Yah masa kamu mau kalah sama anak SD sih, mereka aja romantis-romantis lho, ayang. Panggilannya aja Ayah bunda,"

Nara mengangguk, "Ya udah kalo gitu kita juga harus punya panggilan sayang,"

"Apa panggilannya?"

"Almarhum dan almarhumah, gimana romantis kan?"

Raut wajah Athalla seketika berubah masam.

"Romantis banget. Habis ini kita foto buat di depan buku Yasin yah," kata Athalla dengan nada mencibir.

Nara malah terbahak.

***

Malam ini langit sedang cantik, ribuan bintang menghiasi langit hingga menciptakan lukisan alam yang begitu menawan.

Semenjak dekat dan pacaran dengan Athalla, Nara sudah tidak lagi minum kopi, jika pun mau ia harus merengek dulu pada sang pacar. Jadi kali ini, menikmati langit malamnya hanya di temani teh manis hangat dan gorengan saja sudah cukup, karna ketenangan Nara sudah ada di sampingnya jadi tidak perlu lagi mencari ketenangan pada segelas kopi.

Athalla memangku gitar kebanggaannya. Yah, sepulang dari latihan tadi Nara langsung menyeret pacarnya ke sini, mumpung menurut ramalan cuaca malam ini akan terang dan tidak akan turun hujan.

Athalla memetik gitar asal. Mencari nada pas untuk lagu terbaru D'Black Boys yang baru di tulisnya.

"Ayang,"

"Apa ayang," sahut Athalla.

"Nyanyiin lagu yang lagi viral dong,"

"Lagu apa?"

"Angel Baby, itu lho,"

"Si Angel apa si Baby, nih?" Canda Athalla

Nara memajukan sedikit bibirnya, "Ih, ayang, cepetan." Rengek Nara.

Nathalla [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang