Lapangan dan lukanya

507 61 3
                                    


Athalla yang baru saja keluar dari kamar mandi untuk membersihkan saus yang menempel di wajah akibat ulah kucing rese milik Shasa.

Pria itu meratapi nasibnya yang entah harus di syukuri atau di sesali. Keluarga yang ajaib selalu berhasil membuatnya geleng kepala karena takjub.

Athalla mempersilahkan D'Black Boys masuk, Wawan menatap takjub isi rumah Athalla, matanya berbinar menerawang ke segala arah, padahal ini bukan kali pertama pria gempal itu mengunjungi rumahnya.

Agenda hari ini adalah latihan untuk persiapan audisi festival musik antar sekolah yang akan di adakan bulan depan, kebetulan rumah Athalla memiliki ruang musik pribadi.

"Bapak lo gak ada niatan buka pendaftaran anak angkat, Tha?" Tanya Wawan.

"Adanya pendaftaran pawang kucing, mau?" Sahut Athalla.

Ruang musik Atalla sangat komplit dengan ruangan yang sangat luas, selain alat musik seperti drum, keyboard, macam-macam gitar, tv dan pengeras suara ada juga bangku panjang empuk dengan meja kaca dan kulkas kecil berisi aneka makanan dan minuman.

"Ruang musik sekolah aja kalah." Celetuk Jaka, terkagum-kagum.

Athalla mengeluarkan minuman kaleng di dalam kulkas menaruhnya di hadapan teman-temannya.

Jaka mendudukkan bokong di karpet bulu halus berwarna abu muda.

"Ini senarnya baru lo ganti yah?" Tanya Fenly, mengambil salah-satu gitar yang tergantung dan memainkannya.

"Iya," sahut Athalla seadanya, membuka minuman kaleng dan meneguknya.

Handel pintu bergerak, pintu terbuka bersamaan dengan munculnya Karin dengan beberapa box pizza di tangannya yang di sambut sorakan dari Wawan.

"Pizza," sorak Wawan, menghampiri Karin mengambil alih pizza.

"Enak yah main di sini, banyak makanan enak." Kata Fenly, menyunggingkan senyum hingga terlihat gigi putihnya.

"Seadanya lah," kata Karin, tersenyum anggun.

"Tante ke belakang dulu yah." pamit Karin.

Athalla mengacungkan jempolnya ke udara. "Sip, jangan balik lagi." Ucap Athalla yang langsung di sambut geplakan dari Jaka.

"Sopan sekali anda,"

Wawan membuka box pizza dengan tidak sabar, tangannya dengan cepat dan lihai mengambil dua potong pizza sekaligus.

"Ampun deh, si rakus." Sindir Fenly.

Wawan tak mengindahkan, ia melahap pizza di tangannya yang hampir masuk setengah potong.

"Jadi kita mau bawain lagu apa?" Tanya Jaka mengalihkan topik.

"Romansa muda kayanya bagus." Fenly memberi usul.

"Boleh juga, lagunya Kiki CJR yang duet sama Aldi CJR itu kan?" Tanya Athalla, memastikan.

Jaka mengangguk, sembari mengunyah pizza di mulutnya.

"Gue cari liriknya dulu." Ucap Athalla. Jarinya dengan lihai berseluncur di atas benda persegi miliknya.

Fenly menaruh potongan pizza kedalam box, memainkan gitar, mencari nada yang pas.

"Mainkan, Fen." Komando Athalla.

Fenly memetik senar gitar sebagai pengiring, Wawan memukul-pukul meja mengeluarkan bunyi indah yang menjadi irama pelengkap gitar.

"Hai cantik, rasa hati ini padamu." Athalla bernyanyi dengan suara halusnya.

***

Nara tak tahu sudah berapa lama gadis di sampingnya mengomel dengan satu tema sama yang di ulang-ulang.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now