Rumah sakit

361 39 2
                                    

"Ya ampun, orang lagi kasmaran begini yah ternyata."

"Gue balik duluan deh, males banget nontonin ke uwu'an Jane sama Fenly." Pamit Nara berdiri dari duduknya.

"Ini namanya bales dendam, Ra, biasanya kan gue terus yang menyaksikan adegan drama antara lo sama Kinan atau gak sama Athalla." Sahut Jane, mencurahkan segala kegelisahan yang di pendam nya sejak lama.

Nara hanya tertawa sebagai respon. Ia kembali melanjutkan langkahnya keluar kantin.

Sekolah saat ini cukup sepi, hanya ada beberapa kelompok orang yang mengikuti ekskul saja yang tinggal. Termasuk Jane dan temannya yang lain. Nara sendiri sudah selesai dengan ekskul dancenya sejak satu jam yang lalu tapi ia memilih tinggal sebentar untuk menikmati bakso kantin sebelum pulang.

Langkah Nara terus mengayun menelusuri koridor kelas untuk menuju lokernya. Di temani lagu Trinity 'IOU' yang akhir-akhir ini menjadi musik favoritnya, apa lagi di movie vidionya Thirdd terlihat sangat tampan dan mempesona.

Di era gemparan K-Pop idol, Nara malah tetap setia dengan idol Thailand itu. Menurutnya untuk saat ini tak ada yang bisa mengalahkan pesona suara dan visual tiga cowok Thailand itu. Selain idol T-pop ia juga mencintai beberapa aktor Thailand seperti Chimon, Jamy James dan Captain.

Kepala Nara sesekali menggeleng kecil mengikuti alunan musik yang terputar dari earphone di telinga.

"Udah sampe loker aja, gak kerasa banget kalo di temenin suara pacar," kata Nara terkekeh.

Nara sudah di depan loker miliknya, ia membuka pintu kecil di hadapannya, mengambil tas dan beberapa benda yang akan di bawanya pulang.

Baru saja ingin beranjak dari sana, ekor mata kanannya tidak sengaja menangkap seorang gadis yang tengah tertidur di lantai dengan membelakanginya.

Nara sedikit heran, saking ngantuk nya kah hingga bisa tertidur di sana? Atau jangan-jangan gadis itu pingsan?

Tak mau makin larut dalam pikirannya yang semakin menambah rasa penasaran, Nara mendekati gadis itu dengan perlahan untuk membangunkannya karna satu jam lagi sekolah akan kosong.

"Hei, halo," Nara masih mencoba membangunkan gadis itu sembari terus berjalan mendekatinya.

Sekarang bahkan Nara sudah berada di belakang gadis itu, Nara jongkok.

"Halo, kak," Nara menggoyangkan lengannya.

Merasa tidak ada sahutan bahkan tanda-tanda gadis itu bergerak sedikitpun, Nara memberanikan diri membalikan tubuhnya.

Saat tubuh gadis itu telentang, Nara dapat melihat dengan jelas sosok Beby yang sudah pucat pasi dengan busa di mulutnya.

"Astaghfirullah, Beby," pekik Nara sangat terkejut.

Nara menepuk-nepuk pipi Beby yang sepertinya masih memliki kesadaran meskipun hanya sedikit. Nara bahkan menidurkan kepala Beby di pahanya.

"Beb, lo kenapa?"

Di samping Beby Nara melihat sebuah botol yang sudah kosong. Nara mengambilnya bahkan mencium aroma yang keluar dari botol itu. Baunya sangat menyengat, sepertinya orang itu mencampurkan beberapa cairan di sana.

"Tolong," teriak Nara dengan sangat keras.

"Tolong!"

"Beb sabar yah, lo pasti kuat," kata Nara.

Nara sudah lemas melihat pemandangan di depannya ini, bahkan wajahnya sangat panik dan ketakutan.

"Tolong!"

Untungnya beberapa orang yang melintas mendengar teriakan Nara, mereka segera menghampiri dengan terburu-buru.

"Kenapa?"

Nathalla [Selesai]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora