Noda merah.

450 47 0
                                    

Hi guys, coba tolong komen di part favorit kalian, atau bisa di kalimat favorit kalian deh di part ini wkwk:v
Plisss bgt tinggalin vote dan komen sebanyak2nya biar aku semangat buat update tiap hari❤️

___

Menunggu dua hari lagi kepulangan Reni seakan menunggu satu abad. Waktu berputar sangat lambat, atau mungkin karna Nara yang tak sabaran, hingga berkali-kali melihat jam dinding berputar permenitnya.

Di tinggal Reni satu minggu rasanya cukup lama bagi Nara yang sangat bergantung kepada mamanya. Gadis itu kesulitan mencuci baju, menyiram tanaman sendirian juga memberesi rumah sendirian. Untung saja untuk masak Jane dengan suka rela menolongnya, mungkin jika tidak ada sahabatnya itu Nara akan mati kelaparan.

Seperti saat ini, Jane baru saja menuang nasi goreng kecap keatas piring, membuka celemek setelah selesai masak dan menyangkutkan di gantungan dekat kulkas.

"Ra," panggil Jane sedikit berteriak.

"Sarapan." Jane duduk dan menyendoki nasi untuknya.

Nara keluar dari kamar, berjalan menuju meja makan dengan handuk di kepala yang menutupi rambut basahnya.

"Berasa punya chef pribadi gue." Ucap Nara, menarik kursi lalu mendudukkan bokongnya.

"Makan enak terus tiap hari." lanjut Nara.

Jane menuangkan air bening kedalam gelas, meneguk setengahnya.

"Tenang, balik nyokap lo gue tinggal minta bayaran aja, udah gue rinciin semua kok di buku catatan." Kata Jane sambil mengunyah nasi goreng di mulutnya.

"Gak mau rugi yah, mbak." Gumam Nara, melahap nasi gorengnya.

"Yoi, di dunia inikan gak ada yang gratisan." Sahut Jane dengan wajah santainya.

__

Nara menutup pintu rumahnya, sekali lagi menarik hendel pintu, memastikan bahwa sudah terkunci dengan rapat.

Jane berangkat duluan karna harus piket kelas, Nara yang sudah janjian berangkat bareng Athalla menunggu pria itu di depan gerbang rumahnya.

Sebuah motor berhenti tepat di depan Nara, tapi bukan motor metik milik Athalla yang sudah familiar di mata Nara. Pria di atas motor KLX hijau itu membuka helmnya yang full face hingga Nara bisa melihat jelas wajah sang empunya.

Kinan, pria itu tersenyum hangat kearah Nara yang justru hanya diam.

"Berangkat bareng?" Tawar Kinan.

Nara menggeleng kecil. "Gak usah."

"Ra," panggil Kinan, nada suaranya berubah serius dengan intonasi lembut.

"Maafin aku yah." Kata Kinan, terdapat penyesalan dalam kalimatnya .

Nara membuang napas pelan. "Iya," sahutnya, malas.

Kinan meraih tangan Nara, menggenggamnya hangat.

"Kita balikan, yah. Kamu masih cinta kan sama aku?" Dengan tak tau malunya.

Nara memutar bola matanya malas, menarik lengannya dari genggaman Kinan.

"Bukannya udah bahagia sama Kayla, yah?" Sindir Nara.

"Kayla udah punya pacar, aku ternyata di jadiin selingkuhannya." Ucap Kinan memelas.

Nara mengutuki Kinan dalam hatinya, jika tidak kasihan dengan wajah melas Kinan mungkin Nara sudah terbahak dengan keras di hadapan pria itu. Memang benar kata Athalla bahwa karma tak akan salah alamat.

Kali ini Nara menatap mata Kinan lekat dengan senyum jahat yang terlukis indah di bibirnya.

"Kamu tau karma?" Tanya Nara dengan mata memicing.

Nathalla [Selesai]Onde histórias criam vida. Descubra agora