Kejutan sebenarnya?

686 91 4
                                    


"Happy Anniver--sary--"

Nara terdiam, seluruh ototnya seakan membeku. Otaknya coba mencerna apa yang ia lihat.

Athalla dengan sigap menangkap kue yang hampir jatuh dari tangan Nara.

"Untung gak jatuh," gumam Athalla yang langsung mendapatkan pukulan dari Jane.

"Apa sih pukul-pukul." Omel Athalla, mencolek krim pembalut kue, memakannya. "Lo mau?" Tawar Athalla menyodorkan telunjuk yang terdapat krim ke hadapan Jane.

Jane melengos, malas menghadapi Athalla yang jalan pikirannya susah di tebak.

"Ki--Kinan," lirih Nara.

"Ra,"

Athalla yang berdiri di balik tembok tengah asyik mencolek-colek krim kue menghentikan aktivitasnya setelah mendengar suara lirih Nara.

Athalla menyembulkan kepala, menengok kedalam ruang osis.

Pria itu melihat Kinan dengan wajah datar di sampingnya berdiri seorang perempuan yang Athalla tau dia adalah wakil OSIS.

Athalla menyerahkan kue kepada Jane, berdiri di dekat Nara dengan bingung. Sedari tadi ia memang hanya menyandarkan punggungnya di tembok sembari memetik senar gitar seperti yang di perintahkan Nara, tak tau apa yang terjadi di dalam.

Gadis yang berdiri di dekat Kinan tertunduk malu, tak lama ia melewati Athalla dan Nara yang berdiri di depan pintu.

"Kinan, tolong jelasin sama aku apa yang barusan terjadi." Kata Nara menahan tangisan.

"Kayanya gak perlu deh, apa yang kamu lihat itu yang sebenarnya terjadi." Kata Kinan dengan wajah yang tak sama sekali merasa bersalah, hal itu berhasil membuat Athalla melotot tajam.

"Jadi ini alasannya kamu gak ada kabar dan susah buat di hubungi." kata Nara hampir terisak, dadanya benar-benar sesak. Rasanya untuk menghirup napas saja sangat susah.

Kinan menarik nafasnya sedikit berat.
"Kayanya kita udah gak cocok deh."

"Ma--maksud kamu?"

"Ra, kamu berantakan, sering telat dan suka pakai lipstik. Aku malu, Ra, aku ketua OSIS lho." Jelas Kinan merinci setiap kesalahan Nara tanpa pikir panjang.

"Cuma gara-gara itu?" Tanya Nara, menggelengkan kepala tak habis pikir.

"Itu gak masuk akal, Bambang!" Maki Athalla.

Keduanya tak acuh.

"Aku gak punya alasan untuk mertahanin kamu." Kata Kinan.

"Kita putus." Kinan meninggalkan Nara begitu saja.

Bagai tersambar petir di siang bolong, hati Nara luluh lantah tak beraturan, tanpa sadar buliran air mata Nara jatuh satu persatu.

Athalla tak tinggal diam, ia menyerahkan gitarnya kepada Jane, memberi komando gadis itu untuk menenangkan Nara sebelum ia mengejar Kinan.

"Pegangin, jangan lecet." Titah Athalla, menyerahkan gitar kesayangannya kepada Jane.

"Kenapa punya temen nyusahin semua sih." Gerutu Jane, kesal.

Jane mencak-mencak, ingin rasanya membanting gitar Athalla hingga hancur berkeping-keping.

"Bisa-bisanya ngebiarin gadis cantik keribetan." Jane bermonolog.

"Udah bawa tas sendiri, bawa kue, balon, ini di tambah gitar."

"Gak sekalian aja tong sampahnya!"

"Je, ini gue lagi patah hati lho, malah ngomel sendiri." Kata Nara di sela-sela isakannya.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now