D'Black Boys comeback

336 38 0
                                    


Shasa baru saja selesai memesan ramen di kantin rumah sakit. Menunggu di depan meja kasir hingga ramen pesanannya tersaji.

"Kak, ini pesanannya," kasir berparas cantik itu menyodorkan bungkusan kedepan Shasa.

"Terima kasih, kak," balas Shasa mengambil pesanannya.

Satu Minggu berada di rumah sakit membuat tubuh Shasa sangat lelah. Hampir semua titik di tubuhnya merasakan nyeri-nyeri, mungkin karna harus mengikhlaskan badannya berbaring di manapun asal bisa memejamkan mata tak jarang ia juga terjaga sepanjang malam.

Hampir seminggu ini pula Shasa tidak pulang-pulang ke rumahnya, untuk baju ganti pun sang Mama yang membawakannya. Jauh dari Athalla, adik sematawayangnya sedikit saja dalam keadaan seperti ini membuat Shasa sangat cemas, padahal jika adiknya itu sadar dan dalam keadaan baik-baik saja mereka malah sibuk bertengkar mempermasalahkan hal sepele.

Shasa malah terkekeh mengingat pertengkaran recehnya dengan Athalla, rasanya rindu sekali.

Berjalan dengan jutaan isi kepala yang tak henti-hentinya memenuhi pikiran Shasa, tanpa sadar gadis itu sudah berada di depan pintu ruang rawat Athalla.

Shasa menarik napas dalam, mengembuskannya perlahan. Menyiapkan diri untuk menahan pilu melihat sang adik tak kunjung jua membuka matanya.

Shasa mendorong pintu di depannya, baru saja menutup kembali dan membalikan badan, Shasa terkejut dengan pemandangan di depannya.

Mulut Shasa terbuka sempurna, segera mungkin ia menutupnya menggunakan tangan, meletakan ramen di atas nakas lalu berlari menghampiri Athalla.

Tangis haru Shasa pecah saat melihat Athalla sudah membuka matanya, meski dengan keadaan sangat lemah setidaknya adiknya itu sudah baik-baik saja.

Mata Athalla hanya mengerjap-ngerjap dengan pandangan yang masih kosong.

"Adek," Shasa memeluk Athalla yang masih terbaring itu, mengecup pipi sang adik berkali-kali.

"Adek, lo itu kenapa sih, bikin jantung gue loncat dari tempatnya tau gak." Omel Shasa masih dengan air mata yang tak hentinya turun.

"Kan gue bilang, kalo ada masalah selesaikan baik-baik, jangan malah bunuh diri."

"Siapa yang bunuh diri, sih," protes Athalla dengan nada lirihnya. Cowok itu berusaha mencerna apa yang terjadi.

"Ya lo, siapa lagi coba."

"Gue nangis seminggu gara-gara lo, udah gitu harus tunda acara nikahan padahal udah ngebet banget gue di nikahin Vito."

"Nangis seminggu karna gak bisa marahin gue, kan?" Tuduh Athalla.

"Enggak, enak aja."

Shasa kembali memeluk tubuh Athalla.

"Kangen banget, Adek. Gue sampe stres liat lo cuma tidur doang. Udah kaya orang gila gue tiap hari ngoceh sendiri."

Athalla tersenyum haru apa lagi melihat wajah kusut sang kakak dan mata bengkaknya. Padahal Shasa adalah anak yang cinta kebersihan dan sangat menyayangi kulitnya, tapi kali ini wajah Shasa bahkan jauh dari kata sehat. Kantung matanya besar dengan lingkaran hitam di bawahnya, bibirnya sedikit pecah-pecah dan wajah yang kusam.

"Segalak-galaknya gue, tetep sayang sama lo, Dek, takut banget lo mati. Nanti siapa yang cebokin anak-anak asuh gue."

Athalla memutar matanya malas, Shasa selalu berhasil membuat moodnya berantakan.

"Gue panggil dokter dulu yah, buat periksa Lo." Shasa pamit dan segera keluar untuk memanggil dokter.

***

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now