Pulang bareng

332 34 2
                                    


Sepeninggalan Athalla, Nara kebingungan ia tak tahu harus memulai obrolan apa bersama Beby. Nara memutuskan untuk duduk saja di sofa sambil menunggu Athalla.

Baru saja membalikan badan, Beby mencengkram lengan Nara membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Beby.

"Gue suka sama Athalla." Ucap Beby tiba-tiba.

Nara menatap Beby dengan kaget.

"Gue suka sama Athalla." ulang Beby.

Nara hanya diam, entah harus bereaksi seperti apa.

"Lo juga suka sama Athalla kan?" Tebak Beby.

"Gu-- gue--"

"Gak usah di jawab, gue udah tau." Beby melepaskan pegangannya dari lengan Nara.

Beby menatap kosong ke arah depan. "Athalla itu baik, lucu, pengertian." Beby menjeda kalimatnya, ia menatap Nara dalam.

"Siapa pun pasti suka sama dia, termasuk gue dan lo."

"Sejak kapan?" Kali ini Nara bersuara, sebenarnya ia tak ingin peduli, tapi rasa penasarannya terlalu besar sekarang.

"Sejak pertama kali kita ketemu di mie ayam depan komplek." Ucap Beby jujur.

"Gue sengaja masuk sekolah yang sama, biar kita bisa bareng." Beby tertawa kecil dengan miris. "Tapi malah ada, elo." Beby tersenyum sinis.

"Enak yah jadi lo, putus dari Kinan lari ke Athalla." Sindir Beby.

"Kenapa juga Athalla musatin perhatiannya ke lo. Apa istimewanya lo?"

"Terus ini salah gue?" Tanya Nara, lebih ke arah menyindir. Suasana di sekitar mereka mendadak panas dan pengap.

"Gue gak pernah minta Athalla hadir di hidup gue, sampe akhirnya gue terbiasa." Kata Nara.

"Gue tau," sela Beby. "Gak usah lo pertegas juga gue udah tau."

Kali ini Beby menatap Nara dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Lo bisa pergi sekarang? Gue pengen punya waktu berdua sama Athalla sehari aja, tanpa ada lo?" Pinta Beby.

Tak ada jawaban, Nara masih diam menatap Beby tak habis pikir.

"Kali ini aja, Ra," mohon Beby.

Nara menarik napas dalam lalu mengembuskannya melalui mulut.

"Oke," Nara tersenyum miring.

"Tapi bukan berarti gue ngelepas Athalla buat lo." Ucap Nara sinis, ia pergi meninggalkan Beby begitu saja.

Beby hanya tertawa hambar, antara bahagia atau meratapi nasib. Sepertinya ia lupa bahwa Nara si bucin yang tak akan dengan mudah melepas seseorang yang ia sayangi. Yah, Athalla sekarang sudah jadi bagian dari hidup Nara, seseorang yang hadir membantunya melupakan luka hingga akhirnya terbiasa.

Nara menutup pintu kamar Beby sedikit kencang, membuat beberapa orang yang berada di lorong rumah sakit itu menatapnya heran, sebagian menatapnya tidak suka.

Nara sangat kesal, jelas. Ucapan Beby tadi sebagian isinya hanya menyindir dan menyalahkan Nara. Si gadis anggun yang mempesona ternyata memiliki sisi lain yang baru Nara ketahui, tak tahu malu.

Sebenarnya Nara tidak mungkin membiarkan Athalla berlama-lama berduaan bersama Beby, tapi rasanya egois jika melihat keadaan Beby saat ini.

***

Kinan membelai rambut gadis kecil yang tengah berbaring itu dengan lembut, tangannya menyentuh hidung mancungnya lalu tersenyum hangat.

"Kalau ingin cepat pulang, Cici gak boleh nakal, lho." Ucap Kinan, memperingati dengan lembut.

Nathalla [Selesai]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant