Kembali ke sekolah.

324 39 3
                                    

Plisss bgt vote sama komennya guys biar aku semangat buat update bab berikutnya. Jangan jadi pembaca hantu, yang tak terlihat.
Komen yang banyak gimana pendapat kalian tentang cerita ini. Pliss bgt yah, guys.

Athalla jongkok, mengelus kepala Gladis dengan lembut. Kucing itu memejamkan mata, seolah menikmati sentuhan dari babu prianya itu.

"Udah lama gue gak ribut sama lo, tuan," ucap Athalla kepada Gladis yang hanya di jawab 'meow-meow' oleh indukan kucing gemuk itu.

Athalla kembali melanjutkan langkahnya memasuki rumah. Saat di ruang tamu, Athalla tertegun sebentar, matanya mengerjap-ngerjap antara kaget dan terharu.

Rohmat dan Karin kompak merentangkan tangan dan memeluk anak bungsunya dengan erat. Tiga temannya bahkan berdiri dengan senyum mengembang. Tangan mereka menggenggam balon layaknya sedang merayakan bocah paud ulang tahun. Athalla terkekeh pelan, melihat aksi Wawan yang menggoyangkan badannya ke kiri dan kanan sembari mengalunkan "Welcome back to home," dengan nada happy birthday.

Athalla tak menyangkan mereka sangat niat menyambut kepulangannya. Ruang tamu di hias sedemikian rupa, bahkan di meja juga terdapat kue dengan tulisan yang sama 'Welcome back boy,"

Senyum Athalla mengembang dengan sendirinya, ia sangat beruntung di kelilingi orang-orang yang sangat menyayanginya. Yah meskipun masih ada yang kurang.

Karin kembali memeluk Athalla, mengecup pipi kanan dan kiri putranya secara bergantian.

"Anak Mama yang ganteng akhirnya pulang juga," ucap Karin.

"Buat apa juga lama-lama di rumah sakit sih, Ma. Udah bosen gak bisa ngapa-ngapain, tiap hari denger ocehan kak Shasa yang kaya burung beo gak ada berhentinya."

Shasa yang berdiri di samping Athalla melotot tajam, tangannya menarik telinga sang adik sebagai hukuman.

"Bagus yah, Lo, udah gue rawat sampe sembuh bukannya terima kasih malah ngejelek-jelekin."

Athalla meringis, jeweran Shasa memang lebih mematikan dari bom atom. Telinganya sampai berubah merah dan terasa perih.

Shasa melepaskan tangannya dari telinga Athalla, berpindah posisi ke samping Rohmat sambil cemberut.

"Papa, Athalla gak ada terima kasih - terima kasihnya coba sama kakak. Padahal kan badan kakak udah remuk gini gara-gara 10 hari tidur di sofa rumah sakit." Rengek Shasa, mengadu pada sang Papa.

Rohmat tersenyum kecil, mengelus puncak kepala anak gadisnya dengan penuh kasih sayang. "Gpp sayang, nanti kalo dia ngadi-ngadi lagi, kita biarin aja dia di rumah sakit sendirian jangan di urus."

Ucapan Rohmat terdengar seperti candaan yang di bumbui sindiran halus untuk Athalla. Mendengar itu Athalla berdecak sebal.

"Ck. Nanti aja pas Ade gak ada nangis-nangis. Kemarin aja pas Ade koma kayanya ada yang nangis kejer sampe matanya bengkak kaya di sengat lebah, deh."

"Ih, apaan. Gue cuma akting tau, biar disangka kakak yang baik dan berhati dermawan." Shasa membela diri.

"Papa gak kangen apa sama anak papa yang gantengnya sebelas dua belas sama Kim Bum ini?"

"Halah, Kem-bung kamu mah, bukan Kim Bum." Cibir Rohmat.

Oke, hari ini kakak dan papanya sangat menyebalkan. Athalla jadi percaya bahwa anak gadis dan papa nya memang selalu kompak dalam hal apa pun termasuk menjuliti adik gantengnya ini.

"Seru yah, nonton drama keluarga." Celetuk Wawan.

Keluarga bahagia itu spontan menatap kearah Wawan dengan kompak. Pria gempal itu sudah duduk di sofa dengan menupang kakinya, mulut pria itu sibuk mengunyah. Satu toples popcorn ia peluk dengan sangat erat, takut tikus kepala hitam mencurinya.

Nathalla [Selesai]Where stories live. Discover now