#013 Ashton (5)

2.4K 593 129
                                    

Pagi ini, jalan utama Ashton sangat ramai karena tentara revolusi sedang melakukan arak-arakan. Nama mereka dielu-elukan dan dipuja, disambut meriah bak pahlawan yang membawa pulang kemenangan. Semua orang berharap pada mereka.

Lucas mengajak anak-anak yang baru dikenalnya beberapa hari lalu; Jake, Sunoo, dan Sunghoon untuk ikut serta menonton di pinggir jalan bersama penduduk Ashton yang lain. Mengamati para pria gagah itu berjalan tegak dengan seragam dan baret merah kebanggan mereka.

Daniel menunggangi kuda di barisan paling depan. Dia melirik pada Sunoo di antara kerumunan. Pandangan mereka bertemu, mata Daniel berubah sendu sesaattapi dia kemudian memalingkan muka.

Daniel menatap lurus ke depan, tidak ada jalan untuk kembali. Daniel yakin ini yang terbaik.

Tapi, kalau bisa, bolehkah Daniel membawa Sunoo bersamanya? Tidak, seharusnya malam itu dia tidak meninggalkan Sunoo.

Isabella terkenal sebagai wanita paling cantik di Chroma. Orang-orang menggambarkannya seperti bunga lily liar yang tumbuh di hutan; wanita cantik yang lembut namun juga sosok yang sangat kuat dan tak bisa diinjak mau seburuk apapun keadaannya.

Bahkan, ketika wanita itu hamil karena orang yang sekarang pergi meninggalkannya, Daniel tak pernah sekali pun melihat kakaknya menangis.

Isabella bilang, "Untuk apa aku menangis sedangkan aku akan mendapatkan seorang bayi kecil yang manis senyumannya."

Tepat seperti yang dikatakan Isabella, bayinya memiliki senyum semanis gula kapas. Bukan hanya darah kehidupan, tapi bayi itu juga punya wajah secerah matahari yang akan membuat semua orang jatuh cinta padanya.

Daniel ingat sekali seusai melahirkan, kakaknya menangis keras sambil memeluk bayi itu seolah ia sudah menahannya lama sekali. Tangisan bahagia yang membuat Daniel ingin bersujud mengucapkan ribuan terima kasih pada dewa.

Pertama kali Daniel menggendongnya, Sunoo –nama bayi itu menggenggam telunjuk Daniel menggunakan tangan kecilnya, "Aku berjanji akan melindungimu dan ibumu."

Tapi, Daniel tak sempat menunaikan janji itu. Isabella meninggal tanpa ia bisa berbuat apapun dan di malam Chroma dibakar, Daniel meninggalkan Sunoo yang masih bayi pada sekelompok orang yang katanya merawat yatim piatu.

Seharusnya Daniel tidak begitu cepat mengambil keputusan.

"Mereka sudah dapat banyak sekali sekutu," celetuk Jake saat arak-arakan itu seperti tak ada ujungnya.

"Sudah dua klan mereka pegang, mungkin setelah ini mereka akan datang ke Kota Shin dan membuat kerja sama dengan Klan Penjaga Kuil," kata Lucas.

"Klan mana saja?"

"Klan An dan sekarang Klan Pengrajin. Aku juga dengar mereka sudah dapat dukungan dari Klan Hunter tapi kalian tahu sendiri hunter tidak bergerak dalam kelompok jadi koordinasinya akan sulit,"

Jake menoleh cepat, "Klan An? Kalau mereka berhasil menghimpun klan berkekuatan militer sebesar mereka. Bukankah Central sudah tamat?"

"Aku juga tidak tahu," Lucas menggeleng, "Mereka pasti punya rencana lain. Tapi, yang jelas pemberontakan bukan jalan bandit seperti kami. Kami bukan orang yang cari mati seperti mereka."

Lucas mengajak mereka untuk menjauh dari kerumunan dan kembali ke toko, "Tidak ada jaminan tentara revolusi akan menang melawan Central. Kami tidak mau menggantungkan harapan pada sesuatu yang tidak pasti."

"Cari mati dan tidak takut mati itu hal yang berbeda, paman," Jake berjongkok di depan toko. Sedangkan, Lucas memilih untuk tidak menggubris perkataan Jake lalu masuk ke dalam tokonya.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang