#052 Olympus (1)

2.1K 545 128
                                    

Tibalah hari dimana mereka akan menjelajahi lautan sekali lagi. Kapal sudah siap berangkat di dermaga, begitu pula dengan hati mereka. Tidak ada yang tahu sejauh apa jalan yang harus mereka tempuh untuk sampai di Pulau Olympus karena tak satupun peta ada untuk menunjukkannya. Hanya berbekal kepercayaan diri dan pengetahuan yang sangat minim, mereka nekat berangkat menuju selatan bumi.

Mungkin butuh berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Jay dan Sunghoon sudah minta ijin untuk tidak pulang dalam waktu yang lama. Jungwon juga.

Awalnya, ayah Jungwon tak mengijinkan Jungwon untuk berkelana lebih jauh lagi. Tapi entah apa yang terjadi di antara ayah dan anak itu sampai akhirnya Jungwon tiba di pelabuhan tepat sebelum jangkar kapal dinaikkan.

Posisi mereka di kapal masih sama, Jay yang mengemudi dengan Jake di sampingnya lalu sisanya menghabiskan waktu dengan memandangi bentang lautan yang luas.

Seperti tanpa batas.

Jantung mereka berdebar, sejatinya apa yang ada di balik lautan di depan mereka itu? Apa yang akan mereka temukan setelah mereka sampai di ujungnya?

"Jay," Jungwon memanggil Jay dari belakang.

"Kenapa? Ini masih siang, kalau capek tidur dulu. Nanti malam gantian mengawasi."

"Aku pengen buang air,"

Jay menoleh cepat, "Ya buang air tinggal buang aja, sih. Kenapa lapor padaku?"

"Itu..."

"Gawat, Jay," Sunghooon tiba-tiba masuk tanpa permisi, "Toiletnya tidak berfungsi."

Mata Jay melotot, "Apa maksudmu tidak berfungsi?"

Sunghoon terlihat kebingungan, lalu tidak sengaja dia menoleh pada Jungwon yang sedang memainkan jarinya dengan gugup.

"Aku tidak sengaja."

Ini adalah hal paling konyol yang pernah ia alami sepanjang hidupnya. Jay suka sekali pada kapal, makanya selain punya kapal, kakeknya kerap kali membawakan buku-buku mengenai pelayaran ke rumah. Dan baru kali ini Jay tahu ada kapal berlabuh secara darurat di pulau terdekat karena penumpangnya kebelet buang air besar.

Jay merasa ingin mengubur dirinya dengan pasir sekarang juga.

Sebenarnya tidak apa-apa, tidak harus berlabuh segala. Tapi, Jay itu pecinta kebersihan.

"Harus bagaimana kalau begini?" Jay frustasi. Dia sama sekali tidak tahu bagaimana memperbaiki toiletnya yang mampet –entah apa yang Jungwon lakukan. Kalau dilanjut, mana mungkin mereka berlabuh tiap kali ada yang ingin menuntaskan hajat?

"Putar balik saja dulu," usul Sunoo, "Mumpung belum terlalu jauh. Hanya membetulkan toilet, pasti tidak makan waktu lama."

Jake dan Sunghoon mengangguk setuju.

Itu memang pilihan terbaik untuk saat ini. Tapi, rasanya tak enak bila perjalanan mereka terus tertunda. Kalau berangkat lagi, Jay bersumpah tidak akan membolehkan Jungwon ikut naik kapal.

"Omong-omong, Sunoo kenapa kau ada di sini?" tanya Sunghoon, "Bukankah kau menemani Jungwon?"

"Loh, ku kira Jake tadi."

Jay langsung berdiri. Jungwon itu mudah tersesat, akan timbul masalah baru kalau sampai dia menghilang di pulau antah berantah seperti ini. Mereka langsung memasuki area hutan. Tadi Jungwon sudah diperingati agar tidak masuk terlalu jauh dan semoga saja anak itu mendengarkan.

Kaki mereka terhenti, ada suara lonceng menggema di dekat mereka. Tanpa mereka sadari, sebuah pisau melesat menuju mereka dengan kecepatan tinggi. Sunoo yang sudah waspada semenjak mendengar bunyi lonceng langsung sigap menghalaunya dengan pisau peraknya.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now