#026 Dataran Putih (4)

2.1K 582 141
                                    

Jay berlutut, kepalanya pusing sekali. Pertama kalinya dia menggunakan teknik ini dan langsung dipraktekkan dalam skala besar. Tapi, dia tidak boleh mengeluh. Sunoo saja masih berusaha fokus.

"Sunoo, mau sampai kapan ini?" Jay sudah menggunakan apinya sebanyak dua kali.

Pertempuran tidak terlihat akan segera berakhir. Mereka seimbang. Dilihat dari segi manapun, memulihkan seluruh Klan Es hanya memperpanjang durasinya saja.

Kangmin tidak lagi banyak membantu karena fokus menghalangi peluru-peluru yang 'tembus' ke pemukiman.

Namun, sebuah peluru lepas dari pengawasan dan bergerak menuju tempat Sunoo dan Jay. Jay hendak meraih Sunoo untuk menghindar, tapi dengan cepat Sunoo membelah peluru itu menggunakan pedang –yang entah sejak kapan ada padanya lalu peluru itu meledak di belakang mereka.

"Oi, kau yakin kau ini anak 14 tahun?" tanya Jay sambil menatap Sunoo dari atas ke bawah, "Kau terlalu hebat."

"Hanya sedikit lagi. Tinggal beberapa menit lagi," kata Sunoo tanpa menoleh pada Jay.

Meskipun bilang begitu, Jay sama sekali tidak melihat ada kemajuan.

"Jay, bisa kau alirkan sisa energimu padaku?"

"Bisa, sih. Walaupun rasanya aku akan pingsan kalau melakukan itu. Tidak apa?" tanya Jay memastikan.

"Sudah ku bilang, kan. Sebentar lagi selesai."

Sesuai ucapannya, Jay langsung pingsan settelah dia mengalirkan sisa energinya pada Sunoo. Sunoo menjatuhkan tubuh Jay ke bawah dan menitipkannya pada Hanbin.

Sunoo mengambil napas hingga dadanya membusung lalu berteriak, "Jake! Mengamuklah sesukamu!"

Itu adalah kode yang hanya dimengerti oleh Nicholas dan Sunghoon. Namun, Sunghoon sambil berlari memberikan arahan, "Semuanya yang percaya pada kata-kataku sebaiknya kalian mundur dan menjauhlah dari anak rambut coklat itu paling tidak seratus meter! Secepatnya!"

Semua anggota Klan Es dan tentara revolusi yang berada di pihak mereka menuruti Sunghoon tanpa banyak bertanya. Sebelum benar-benar menjauh, Sunghoon menepuk pundak Jake.

"Jangan menahan diri."

Jake menyeringai, lalu mengangkat tongkatnya ke atas kepala. Awan hitam dan angin kencang mendadak muncul, membuat banyak orang kebingungan karena badai yang datang tiba-tiba.

"Nah, aku tidak akan menahan diri,"

Petir yang sangat besar menyambar. Suara gelegarnya cukup untuk membuat kaca-kaca jendela rumah di pemukiman pecah. Cahayanya begitu menyilaukan. Tidak ada yang tahu sampai mereka membuka mata, melihat seluruh dataran putih di hadapan mereka berubah warna jadi hitam.

Membumihanguskan seluruh prajurit militer, tank, dan para pengkhianat klan.

Petir ini lebih besar daripada yang muncul di Kota Shin saat invasi. Sunghoon waktu itu memang pingsan, tapi dia tahu dari seberapa luas hutan yang terbakar oleh petir itu dan kini cakupannya lebih luas lagi dibandingkan dulu.

"Jake!" Sunghoon bergegas meraih Jake yang jatuh.

"Sunoo bagaimana?" tanya Jake.

Sunghoon menoleh pada Sunoo yang masih berdiri tegak di atas dinding, "Jangan khawatir, satu-satunya yang terlihat berantakan di sini hanya kamu."

"Hei, berkacalah dulu lalu ucapkan itu sekali lagi," Jake tertawa kecil.

Setelah itu, seolah tidak cukup hanya dengan satu sambaran petir raksasa, ledakan demi ledakan muncul di tebing tempat meriam-meriam diletakkan. Benar-benar menghancurkan semuanya sampai tak bersisa.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now