#006 Negosiasi (2)

2.2K 603 86
                                    

"Apakah Jay bisa melakukannya? Apakah keberadaan Sunghoon akan cukup membantunya?" Heeseung terus menerus khawatir sejak mereka berpisah di depan istana.

Jay dan Sunghoon memenuhi panggilan raja dan memasuki istana. Sedangkan sisanya berkeliaran di Central dan berhenti di alun-alun kota karena Jungwon merengek minta eskrim.

"Kami harap begitu," jawab Jake, "Kalau urusan negosiasi Sunoo akan sangat membantu, bahkan tidak butuh waktu lama kalian pasti bisa pulang dengan kebebasan. Tapi, kau tahu sendiri lah bagaimana kondisinya."

"Kenapa tidak datang atas nama Klan Penjaga Kuil saja? Seperti kalian yang dulu masuk ke kota menggunakan token, bilang saja kalian adalah bagian dari Klan Penjaga Kuil, sebagai saudara Jay misalnya," kata Jungwon sambil menjilat eskrim di tangannya.

Lagi-lagi, Jake dan Sunoo menutup mulut karena terkejut.

"Padahal kau tidak tahu apa-apa soal adopsi, bagaimana kau memikirkan hal itu, Jungwon?"

Jungwon mengangkat bahunya, "Aku hanya mengutarakan apa yang aku pikirkan."

"Dia benar, bagaimana kalau kalian diadopsi saja oleh keluargaku?" tutur Heeseung.

"Ide yang brilian, tapi tidak semudah itu," jawab Sunoo, "Tidak seperti Sunghoon yang langsung diadopsi sejak orang tuanya meninggal, kami pernah tinggal di panti asuhan. Dokumennya tidak akan legal jika tidak dapat persetujuan dari panti."

Heeseung hanya mengangguk mengerti. Sebenarnya, banyak hal akan mudah jika Jake dan Sunoo bisa diadopsi oleh keluarganya. Tapi mungkin urusan itu bisa lain kali.

"Ngomong-ngomong apa yang kau lihat?" tanya Jake pada Heeseung.

Heeseung mendongak ke istana yang terlihat megah dari tempat mereka, "Ada pusat energi yang sangat besar di istana. Aku tidak yakin itu adalah seluruh wilayah istana tapi memang sebesar itu."

Jake menggigit jarinya, berpikir keras.

Apa maksudnya istana itu harus dihancurkan baru penghalangnya hilang? Tapi, istana sangat besar dan Heeseung pun tak yakin apakah penghalang itu benar-benar berasal dari istananya.

"Aduh!" kaki Jungwon yang terayun tak tenang menyandung seorang pengguna jalan. Menyebabkan orang itu terjerembab dengan bawaan yang tumpah ruah ke jalan.

Dengan sigap, Jungwon membantu orang itu sambil minta maaf sedangkan Sunoo berinisiatif untuk memungut barang bawaannya tercecer di jalan. Setelah menangkap sebuah apel yang menggelinding cukup jauh, Sunoo memberikan kantong kertas itu pada pemiliknya.

Orang itu menatap Sunoo tanpa berkedip, menjatuhkan lagi kantong belanjanya dan memeluk Sunoo tiba-tiba, "Kakak!"

"Permisi?"

Pria muda itu langsung gelagapan saat sadar apa yang telah dia lakukan. Dia kemudian langsung menunduk minta maaf, "Kau mirip sekali dengan kakakku."

Sunoo tersenyum maklum.

Suara-suara berisik terdengar dari arah jalan besar. Pasukan militer sedang mengarak sebuah kurungan yang ditarik dengan kuda berisi beberapa orang. Orang-orang di dalam kurungan itu terikat dan terluka, mereka menggunakan baret berawarna merah.

"Apa itu?" tanya Sunoo.

"Tentara revolusi. Sekelompok orang yang menentang raja. Mereka membangunkan pemberontakan di banyak tempat, bertujuan untuk mengkudeta dan menjatuhkan raja dari kekuasaannya."

Itu adalah informasi yang sangat baru. Bahkan Nicholas tak pernah bercerita perihal ini lewat suratnya.

"Apa kita juga adalah salah sa-" mulut Jungwon buru-buru ditutup oleh Jake dan menimbulkan kecurigaan dari pria tadi.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now