#014 Selamat Datang di Central (3)

2.6K 681 43
                                    

Jungwon menyeka air matanya yang tidak berhenti turun, meskipun bibirnya menyunggingkan tawa, "Jangan bilang kalian jadi pencuri setelah itu."

Jake mengangguk antusias, "Tepat! Kami jadi pencuri yang handal di pasar. Apalagi Sunoo, anak itu gesit sekali. Mau bagaimana lagi, itu satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Kami berpindah dari satu pasar ke pasar lain untuk memperkecil kemungkinan kami ditangkap. Selain itu kami juga harus bersembunyi dari orang-orang yang mungkin saja masih mencari kami."

"Jadi begitu cara kalian membuat peta Central itu?" tanya Sunghoon.

"Ya, dengan bantuan Kak Hanbin juga."

"Ngomong-ngomong tentang Kak Hanbin, bagaimana kalian bertemu dengannya?"

Jake berusaha keras untuk tidak menangis. Sunoo dalam dekapannya terpejam, suhu tubuhnya sangat panas dan napasnya tidak beraturan. Jake sudah mencoba membawanya ke dokter, tapi tidak satu pun yang membukakan pintu. Central adalah dunia yang kejam untuk anak-anak seperti mereka.

Jake tidak tahu harus melakukan apa lagi. Salju juga masih turun dan malam semakin dingin. Yang mereka miliki hanyalah selimut usang dan selimut itu sudah Jake lilitkan pada Sunoo semuanya. Dia tidak peduli jika dia harus menggigil asalkan Sunoo bisa tetap hangat.

Satu-satunya doa yang Jake panjatkan adalah semoga Sunoo segera bangun dan tersenyum lagi seperti biasa.

"Hei, nak. Kau baik-baik saja?" seorang lelaki muda menunduk untuk menggapai Jake dan Sunoo. Namun, Jake langsung menggeser tubuhnya menjauh, tangannya mendekap Sunoo lebih erat.

"Jangan takut, aku bukan orang jahat," tapi Jake tidak mendengarkan. Dia takut Sunoo akan dibawa pergi seperti preman-preman yang pernah menyerang mereka dulu.

Lelaki itu berbicara sesuatu pada seseorang di sampingnya, lalu dia memberikan sepotong apel pada Jake.

"Aku bukan orang jahat. Temanmu butuh bantuan segera, kau pasti tidak ingin dia mati, kan?"

Mendengar kata 'mati', Jake spontan mendongak, "Sunoo tidak boleh mati!"

"Makanya, jangan takut dan ikutlah denganku. Ini," Jake mengambil apel itu kemudian dia biarkan Sunoo digendong oleh pria yang menemani lelaki tadi. Pertama kali sejak kabur dari panti asuhan Jake membiarkan Sunoo dibawa oleh orang lain.

"Namaku Hanbin, namamu?"

"Jake,"

"Nah, Jake mulai sekarang semuanya akan baik-baik saja."

Jake hanya mengangguk sembari menggenggam apel di tangannya erat-erat. Besok pagi, jika Sunoo bangun dia harus membagi apel ini.

"Jake..."

Cerita Jake selesai ketika Sunoo mengigau karena mendapati tidak ada Jake di sampingnya. Buru-buru Jake kembali ke tempat tidurnya di samping Sunoo.

"Kalian juga segeralah tidur,"

.

.

"Namanya Nicholas. Dia yang akan membantu misi kalian," Hanbin mengenalkan seseorang dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Oi, Nick! Lama tidak bertemu,"

"Hai Jake, Sunoo."

"Jadi bagaimana?" tanya Jay tidak sabar. Kini mereka sedang duduk melingkar di salah satu ruang VIP di kedai Hanbin.

"5 hari lagi akan diadakan turnamen gladiator."

"Gladiator?"

Hanbin mengangguk, "Turnamen ini adalah turnamen yang dilaksanakan tiap tahun. Pemenangnya akan mendapatkan hadiah uang yang lumayan besar dan kesempatan untuk menjadi pejabat militer. Di hari turnamen, istana terbuka lebar bagi orang-orang yang berminat menontonnya. Itu akan jadi kesempatan kalian untuk menyusup."

"Kak, tapi kami tidak tahu di ruangan mana Miko berada,"

"Paviliun utara, lantai 2. Dia berada di bangunan yang paling dekat dengan tempat tinggal raja," jawab Nicholas.

"Aku sudah meminta Nicholas untuk menyelidiki sekaligus membelikan tiket nonton turnamen untuk kalian. Tiket itu ludes dalam hitungan jam ngomong-ngomong,"

Jay memekik tidak percaya, "Dalam semalam?!! Dia melakukan semua itu hanya dalam semalam?!"

Nicholas mengangguk masih dengan wajah datarnya.

Jungwon menyipitkan matanya, "Nicholas, kamu dari Klan Hunter, ya?"

"Tahu darimana?" tanya Hanbin terkejut.

"Menebak saja. Kemampuanmu mencari tahu seluk beluk istana dalam waktu singkat adalah salah satu keunggulan Klan Hunter yang biasa mencari benda-benda langka,"

"Yah, meskipun aku tidak tahu bagaimana cara kerjanya. Begini-begini Klan Hunter dan Klan Elve itu bertetangga," lanjut Jungwon.

"Nicholas memang dari Klan Hunter tapi dia secara khusus bekerja untukku," kata Hanbin, "Dia sudah bekerja di manor sejak kami masih kecil."

Jungwon menyipitkan mata, "Jarang sekali ada Klan Hunter yang loyal pada satu tuan."

"Jungwon," Sunghoon memeringati. Mulut Jungwon bisa lepas kendali kalau diteruskan.

"Kami juga sudah menyiapkan rencana untuk kalian," tambah Hanbin.

"Terima kasih, Kak Hanbin!"

Hanbin tersenyum, "Selama 5 hari ini kalian harus mempersiapkan diri."



-to be continued-

Chapter pendek sebelum badai.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now