#024 Dataran Putih (2)

2.2K 575 140
                                    

Suasana suka cita karena Sunoo datang mendadak jadi turun saat Jake tahu bahwa Jungwon selamat. Selamat karena Sunoo membagi darah elixir-nya. Air muka Jake yang tadinya sumringah langsung berubah suram kembali.

"Bagaimana kau akan menjelaskan ini, Sunoo?" tanya Jake dengan nada dingin.

Saat ini mereka sudah ada di salah satu kamar bersama Jungwon yang masih belum sadar. Kangmin dan Magma memilih untuk menyingkir karena mereka punya urusan sendiri, sekaligus menghindari udara berat yang diakibatkan oleh Jake.

"Aku tahu seharusnya aku tidak boleh bersedih karena Jungwon hidup kembali, tapi bagaimana denganmu?"

Sunoo menggaruk pipinya gusar, berusaha menghindari tatapan membunuh Jake.

"Jangan terlalu menekannya, Jake," seseorang tiba-tiba muncul dan membuka tirai kamar.

"Nicholas?" pekik Sunoo, "Kak Hanbin juga?"

"Halo," sapa Hanbin ramah.

"Bagaimana kalian bisa ada di sini?"

"Ceritanya panjang," Nicholas menatap Sunoo dari atas ke bawah, "Daniel membantumu?"

"Kalian mengenalnya?"

Nicholas mengangguk, "Tentu saja. Kami di sini juga atas permintaan dia. Memintaku menyelidiki ini dan itu lalu seenak sendiri membawa pasukan. Jalan pikirannya benar-benar tidak bisa ku pahami."

"Tunggu sebentar, maksudnya?"

"Kami juga salah satu anggota Tentara Revolusi."

"Heeeeeh!!?" semua orang tampak terkejut dengan pernyataan Nicholas. Tak terkecuali Jake, dia sampai lupa dengan amarahnya barusan.

"Kau baru memberitahuku sekarang? Kemarin kemana saja?" Jake menarik kerah Nicholas tidak sabaran.

"Wow, easy, Jake,"

"Tapi kenapa tidak pakai baret merah atau semacamnya?" tanya Sunoo.

"Ini bukan main perang-perangan. Memakai atribut seperti itu malah membuatmu tertangkap. Siapa, sih, yang punya ide memakai baret merah segala? Daniel saja tidak mau memakainya," cibir Nicholas.

Kemudian Hanbin mengeluarkan selembar sapu tangan berwarna merah, "Tapi, kami masih punya ini sebagai identitas. Walaupun akan tamat kalau bawaan kami sampai diperiksa militer."

"Berarti selama ini ...."

"Benar, menjalankan kedai hanya sampingan saja. Sebenarnya itu adalah kedok untuk mencari informasi."

"Kalau begitu, kalian pasti tahu hubunganku dengan Om Daniel?"

"Dia menangis di depan kami saat menceritakannya," jawaban Nicholas membuat hati semua orang di sana tersentuh, "Omong-omong, dia tidak ikut denganmu?"

"Tidak, dia hanya mengirimkan pasukan dan senjata untuk mengantar kami."

Alis Nicholas menukik tajam, "Apa lagi yang sedang Daniel pikirkan saat ini?"

"Hei, tunggu sebentar. Jangan mengalihkan pembicaraan," ucap Jake.

Mendengar nama Daniel disebut, Sunoo teringat kotak obat pemberian Daniel lalu mengeluarkannya, "Om Daniel memberiku ini. Obat ini akan membantuku memulihkan kekuatan."

"Benarkah?" hanya dengan satu benda itu, hati Jake perlahan meluluh.

"Yap! Aku juga bisa menggunakannya seperti vitamin."

Sunoo tidak sepenuhnya berbohong, memang itulah fungsi utama dari obat yang diberikan Daniel padanya. Dia hanya tidak membeberkan semua ceritanya dengan benar. Setidaknya dengan begini, Jake akan tenang.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now