#041 Final Arc: Pemberontakan (3)

1.9K 556 197
                                    

"Sebisa mungkin hindarilah pertarungan dengan sesama pengguna pusaka," peringat Sunoo.

"Kenapa?" tanya Jay.

"Ketika dua pengguna pusaka saling bertarung, pilihannya hanyalah menang atau mati. Itu sudah peraturannya."

"Tidak boleh," sahut Kei, "Pelindung Yang Mulia Raja pastilah tentara yang hebat dan juga pengguna pusaka. Kita tidak bisa menghindari pertempuran."

"Kei!" bentak Sunoo tak terima. Kei ini maruk sekali, pikirnya.

"Aku tidak memilih orang yang akan mati semudah itu. Orang sepertiku saja percaya kalau mereka bisa menang, kenapa kau yang temannya tidak?"

Sunoo menunduk dan menggigit bibirnya, "Aku...."

... tidak mau kehilangan mereka lagi.

Sungguh berat rasanya Sunoo mengucapkan lanjutan dari kalimatnya. Kata orang, sesuatu bisa jadi kenyataan bila diucapkan keras-keras dan Sunoo tidak akan mengatakannya.

"Pasti menang," kata Kei final, "Aku tidak pernah salah dengan perhitunganku."

Meskipun dibilang begitu, Jay masih ragu. Dia mengeratkan genggamannya pada gagang si Nafas Api. Tentara di hadapannya ini, Euijoo, adalah tentara yang terampil. Bahkan Sunoo saja menghormatinya.

Little Brown itu senapan jarak jauh, sama sekali tidak cocok dengan naginata miliknya. Sejauh ini, Jay sama sekali masih belum bisa mendekat. Tidak ada gunanya bila Euijoo tidak berada dalam jangkauan serangannya. Itu sama saja dengan mengayunkan pedang ke angin kosong.

Satu-satunya yang terus terngiang di pikiran Jay adalah 'kalau sedang di posisi begini, apa yang Kak Heeseung lakukan, ya?'

Satu tembakan melayang, Jay langsung melompat ke samping untuk menghindar.

"Hei! Sebentar, dong! Biar aku mikir dulu!" teriak Jay.

Euijoo tidak habis pikir, inikah yang katanya calon pewaris Klan Penjaga Kuil? Dia tidak terlihat kompeten, pun tidak berpengalaman. Kemampuan beladirinya juga biasa saja, dia cuma tuan muda yang berisik dan hobi marah-marah.

"Tuan Putri, kalau kelamaan mikir, keburu aku tinggal, lho," ujar Euijoo.

"Siapa yang kau panggil Tuan Putri, dasar sombong!" Jay berlari mendekati Euijoo dengan pedang naginata di belakang.

Jay mengayunkannya dari bawah dengan mata pedang menghadap ke atas. Euijoo sudah menebak gerakan itu sehingga dia bisa menangkisnya dengan barrel senapannya lalu melompat mundur.

Gerakannya sembrono, batin Euijoo.

Euijoo membidik Jay, dalam sedetik dia alirkan energinya. Namun, belum dia menarik pelatuk, Jay lebih dulu memotong jarak dan mengacaukan bidikan Euijoo. Euijoo spontan mengeluarkan api dari tangannya dan melompat lagi ke belakang.

Tak pernah mengira bahwa Euijoo akan mengeluarkan api, Jay kelabakan, "Aku hampir lupa kalau kau juga berasal dari klan yang sama denganku."

"Sebenarnya aku tidak pernah berniat menggunakan kekuatan itu," Euijoo menegakkan badannya, "Walaupun aku punya api, aku bukanlah bagian dari klanmu asal kau tahu saja."

Dahi Jay mengernyit, "Huh?"

"Aku tidak suka menceritakan ini pada orang lain, tapi ku rasa kau layak tahu. Aku bukannya tidak pernah menginjakkan kaki di Kota Shin, aku lahir di sana. Tapi, aku diusir keluar," cerita Euijoo, "Oleh keluargamu."

"Tidak mungkin."

"Kau pasti tahu betul apa julukan yang disematkan untuk klanmu. Klan suci, kota yang diberkati dewa. Dan itu artinya mereka tidak tolerir pada sesuatu yang kotor dan berdosa. Ibuku menerima semua titel itu setelah aku lahir dan akhirnya  diusir dari sana,"

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now