#002 Gunung di Belakang Kota (2)

2.5K 629 68
                                    

Jungwon berjongkok di depan sebuah pot. Alisnya bertaut dan wajahnya berkerut. Dia sedang berusaha keras menumbuhkan tanaman yang sama persis dengan bunga biru yang mereka cari di gunung beberapa hari yang lalu. Padahal Jungwon sudah menghabiskan bermalam-malam untuk mempelajari bagian-bagian bunganya, tapi kenapa tetap tidak bisa tumbuh?

"Apa kataku, itu bukan tanaman sembarangan. Bahkan Klan Elve saja tidak bisa melakukannya,"

Jungwon melirik Jay tajam, "Pasti ada kesalahan. Klan Elve itu master semua tanaman!"

Mengambil sebatang bunga yang telah dia amati selama ini, Jungwon masih saja tidak menemukan perbedaan antara tanaman itu dan imajinasi di otaknya.

"Kalau tanahnya beda apa hasilnya beda?" Jake ikut bergabung dengan mereka.

Jungwon mengangguk, "Tentu saja. Kau tidak bisa menumbuhkan teratai di atas pasir."

"Kalau begitu," Jake melemparkan kantong berisi tanah yang ia ambil di gunung, "pakai itu."

Jungwon membuka kantong itu dan menumbuhkan tanaman di atasnya tanpa repot-repot memindahkannya ke dalam pot. Perlahan, dari kecambah hingga muncul daun sejati, sebuah bunga berwarna biru mekar. Jungwon bersorak, ternyata benar itu tanahnya.

"Ini artinya aku tidak perlu naik ke gunung itu lagi," ujar Jay.

"Daripada menanamnya, kenapa tidak membuat kakakmu jadi lebih sehat?"

"Bagaimana?"

"Jay, apa kau pernah mendaki gunung itu sampai ke puncak?"

Jay menggeleng, "Puncaknya tinggi banget dan tidak ada apa-apa di sana. Buang-buang tenaga,"

"Kau yakin tidak ada apa-apa?"

Sementara mereka bertiga sedang asyik bercengkerama di halaman, Sunoo dan Sunghoon berada di antara rak-rak berdebu perpustakaan. Berulang kali membuka dan menutup buku atau gulungan.

"Tidak ada," kata Sunoo.

"Sebenarnya apa yang kita cari?" tanya Sunghoon karena dia benar-benar tidak tahu kenapa dia diseret ke sini. Ikut memeriksa beberapa dokumen tanpa tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan.

"Apa saja, bisa tentang teknik bela diri, ritual, atau sejarah klan," jawab Sunoo, "Dari setidaknya seratus tahun yang lalu."

Dugh!

"Aduh!" Sunghoon menggaduh kesakitan tatkala kakinya tertiban sebuah ornamen batu, "Seratus tahun!?"

Sunoo mengangguk, "Ya, kalau cuma puluhan tahun kita tinggal tanya ke kakeknya Jay. Tapi, berhubung yang kita cari ini mungkin tidak diketahui pula oleh kakek itu, paling tidak kita harus cari dokumen yang usianya lebih tua."

"Apa ada?" batin Sunghoon. Kalau sudah ratusan tahun, bukankah harusnya dokumen itu sudah lapuk dimakan rayap?

"Wah... kalian harus sering membersihkan tempat ini," Sunoo mengibaskan sebuah buku hingga debunya berterbangan.

Sunghoon hanya menuruti permintaan Sunoo tanpa lebih banyak bertanya. Jake dan Sunoo memang selalu punya rencana. Berkali-kali mereka selamat karena itu, makanya Sunghoon tidak bisa membantah. Mungkin saja memang benar ada dokumen dari seratus tahun lalu yang tersimpan di sini.

Di tempat yang sering ia kunjungi dulu saat ia sedang menangis.

Sunghoon meringkuk di balik sebuah buffet berisi buku dan beberapa pembakar dupa. Sambil menangis, dia membolak-balik sebuah buku meski tidak dibaca. Memang aneh, tapi seringkali dia akan merasa baikan jika melihat gambar atau tulisan di buku itu.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang