#015 Penyelamatan (1)

2.9K 690 71
                                    

Jake meregangkan tubuhnya begitu keluar dari kedai Hanbin sembari membenahkan headband yang terpasang di kepalanya. Begitu pula dengan yang lainnya, mereka tampak gugup sekaligus bersemangat. Perjalanan hari ini akan ditemani oleh Nicholas sebagai penanggung jawab.

"Aku selalu mendoakan keselamatan kalian," senyum Hanbin sebelum melepas keberangkatan mereka.

Turnamen gladiator itu diadakan di colloseum yang terhubung langsung dengan istana. Itu adalah sebuah bangunan dengan desain tempat duduk melingkar dan berundak. Di tengahnya terdapat lapangan besar dengan enam buah pintu untuk keluar masuk para peserta turnamen.

Acara ini merupakan salah satu hajat besar istana sehingga di luar terdapat banyak stan yang menjual makanan, minuman, atau souvenir.

Sunoo berlari riang sambil menggenggam sebatang sosis bakar, "Lihat, Jake! Jungwon membelikannya untukku."

"Habiskan sekarang juga, mumpung belum dimulai. Wajahmu tidak boleh kelihatan," kata Jake. Sunoo harus menghabiskannya sebelum mereka memasuki area turnamen karena ia harus menggunakan masker dan dia tidak akan bisa makan.

Masker itu bertujuan untuk menutupi wajah Sunoo agar tidak dikenali, sedangkan Jake menggunakan kacamata. Mereka perlu melakukan ini mengingat istana adalah tempat yang paling berbahaya bagi mereka.

"Kau paham betul kalau Niki pasti bisa mengenali kita di antara ribuan orang," tambah Jake. Sunoo menganggguk.

"Kalau aku tidak perlu menghabiskan semua, kan?" Jungwon mengangkat kedua tangannya yang sudah penuh dengan makanan. Jungwon merasa harus mencoba semua jenis selagi dia masih ada di sini.

"Ya, terserahmu saja."

"Kalian bisa masuk lewat pintu yang itu," Nicholas menunjuk pada gerbang besi di sebelah kanan, "Aku akan menggunakan pintu yang berbeda."

Sekitar 10 menit sebelum turnamen resmi dimulai, gemuruh penonton memenuhi seluruh arena karena kedatangan seorang tamu penting. Orang yang menjadi pujaan dan kehormatan warga Central. Pejabat tertinggi militer, sang jenderal duduk di singgasananya.

Singgasana itu memang tak lebih mewah dari milik raja, tapi jenderal adalah sosok yang bahkan lebih dihargai daripada raja itu sendiri.

"Wah, aku hampir mengira dia adalah raja," celetuk Jay.

"Benar," sahut Sunghoon, "dia terlihat sangat berkarisma."

"Jenderal itu namanya siapa?" tanya Jungwon, "Oh, itu Niki!"

Belum saja pertanyaannya terjawab, Jungwon menunjuk pada Niki yang kini tengah berdiri di samping singgasana, "Dari awal aku sudah heran, dia kelihatannya masih sangat muda, tapi dia berada di militer dengan pangkat letnan dan sekarang dia ada di sana seolah dia adalah kepercayaan jenderal?"

"Lebih tepatnya anak didiknya," jawab Jake, "Jenderal itu juga yang memberinya pusaka."

Jungwon hanya memajukan bibir tanpa ingin bertanya lebih lanjut. Tidak ada urusan juga.

Jay menggigit bibir dan bergerak tidak tenang dalam duduknya, "Jadi, kapan kita mulai?"

"Kau tidak mendengar rencananya dengan benar, ya?" sinis Sunoo.

"Aku hanya terlalu gugup."

"Tunggu sampai 2 atau 3 pertandingan. Akan aneh kalau baru menonton tapi langsung pergi," jawab Sunghoon, "Sekalian menunggu semua snack punya Jungwon habis."

Mereka menonton pertandingan dan berusaha menikmatinya. Hitung-hitung mengurangi rasa gugup karena misi mereka yang sangat beresiko. Semuanya terlihat tegang, kecuali Jungwon yang terbawa suasana sampai ikutan bersorak dengan mulut penuh makanan setiap para gladiator membuat gerakan yang menurutnya keren.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now